Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ Optimalkan Peran di Industri Kreatif
Era industri kreatif di berbagai bidang sudah tidak terbendung lagi. Lalu, apa yang bisa dilakukan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?
Itulah isu penting ya g digulirkan dalam Gelar Wicara "Peran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Industri Kreatif" Prodi PBSI FBS UNJ dan Badan Eksekutif Mahasiswa PBSI UNJ pada hari ini, Selasa 18 Juni 2019 di Kampus UNJ Rawamamgun.
Acara dalam rangka Dies Natalis UNJ ini dibuka oleh Dekan FBS UNJ, Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd. dan menghadirkan narasumber:1) Syarifudin Yunus (Ketua IKA BINDO UNJdan Pendiri TBM Lentera Pustaka) dan 2) Iip Saripul Hanan (Penulis Naskah dan Sutradara Sinteron Dunia Terbalik). Yang dipandu oleh Nursekhudin. Acara ini dihadiri 160 mahasiswa dan dosen dengan penuh antusias. Ikut hadir Lia Marliana(Koorpordi PBSI UNJ), Prof. Dr. EndryBoeriswati, Sam Muchtar Chaniago, Sri Suhita, dkk.
Melalui acara ini, mahasiswa PBSI FBS UNJ setidaknya mendapat informasi dari alumni yang tergabung dalam IKA BINDO FBS UNJ tentang adanya potensi yang besar dalam industri kreatif yang saat ini berkembang pesat.
"Intinya, mahasiswa bisa menjadi apa saja yang di mau. Karena itu, harus punya tujuan dari sekarang dan selalu siap berkompetisi untuk menekuni industri kreatif, termasuk dalam penulisan naskah sinetron" ujar Iip Sariful Hanan, sutradara Dunia Terbalik.
Di tengah persaingan yang ketat, suka tidak suka, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia harus mengambil peran lebih besar agar mampu menjadi "pemain" bukan "follower" di ranah industri kreatif. Karena hakikatnya, beragam industri kreatif yang berkembang saat ini tidak dapat dipisahkan dari bahasa Indonesia. Karena itu, mahasiswa PBSI harus memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri kreatif bahkan dunia kerja.
"Jiwa kreatif pada dasarnya harus didasari rasa cinta, fokus, dan energi untuk berkarya. Itulah spirit yang harus dimiliki mahasiswa PBSI di dunia kerja" tambah Syarifudin Yunus, Ketua IKA BINDO UNJ dan Pendiri TBM Lentera Pustaka.
Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia pasti sangat siap menyonsong era revolusi industri 4.0 dan industri kreatif sekalipun bila proses pembelajaran yang ada mampu menghasilkan orang-orang yang memang piawai dan mampu menjadi solusi berbahasa yang berkembang di masyarakat. Karena berbahasa, sangat bergantung pada sikap orang yang belajar dan mempelajarinya. Bila sikapnya meremehkan maka remehlah bahasa. Bila sikapnya menjunjung tinggi maka mulialah bahasanya.
Ke depan, suka tidak suka, Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai disiplin ilmu adalah mutlak dan tidak terbantahkan. Namun dalam realisasi belajarnya, ada segudang agenda yang tetap harus dibenahi. Agar pendidikan bahasa dan sastra Indonesia bisa lebih berdaya guna, dan mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja dan industri kreatif.
Jadi, belajar bahasa dan sastra Indonesia memang penting. Tapi bersikap positif dan kreatif itulah yang menyelamatkan disiplin ilmu bahasa dan sastra Indonesia.