Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Fitrah itu Syukur Bukan Kufur

Diperbarui: 8 Juni 2019   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Fitrah itu memperbesar rasa syukur, bukan kufur.

Karena tidak ada hati yang bersih tanpa diimbangi dengan rasa syukur.  Syukur itu berterima kasih atas segala yang dianugerahi Allah SWT; menerimasegala yang diberikan-Nya dengan lapang hati. Maka hari ini, bila masih ada manusia yang berkeluh-kesah dan berpikir yang jelek apalagi berperilaku negatif. Bisa jadi, karena manusia itu tidak pernah atau kurang bersyukur atas apa-apa yang ada padanya. Seolah-olah, Allah SWT tidak pernah memberikan apapun kepadanya.

Jangan mengeluh melulu. Karena itu tanda tidak bersyukur; bukan fitrah.

Jalanan macet mengeluh. Umur semakin tua gelisah. Sibuk pekerjaan dikeluhkan. Hidup sederhana merasa miskin. Orang lain senang baper. Hasil pilpres diratapi. Hingga kondisi negara pun jadi keluh-kesah. Terus, kapan bersyukur? Fitrah itu syukur bukan kufur.

Manusia kadang sering lupa. Lupa bersyukur.

Masih bisa bernafas dengan udara. Masih punya mata untuk melihat. Masih bisa makan tanpa ada pantangan. Bahkan diberikan tubuh yang sehat dan terbebas dari penyakit. Itu semua patut disyukuri. Karena tanpa nikmat dan anugerah itu semua, sudah pasti manusia tidak bisa hidup tanpanya.

Coba bayangkan di hari raya Idul Fitri, bagaimana penderitaan saudara-saudara kita yang sedang terbaring sakit? Atau saudara-sudara kita yang hidup dalam kemiskinan? Bersyukurlah karena itu fitrah.

Lagi-lagi, manusia sering lupa.

Hidup manusia itu isinya hanya dua dan silih berganti; ada kesenangan ada kesusahan. Hari ini senang besok susah. Dan sebaliknya, hari ini susah maka esok pun senang. Semua berputar sesuai dengan hukum-Nya. Maka hidup itu kian indah, karena ada senang ada susah. Persis seperti ada sehat ada sakit; ada macet ada lancar; ada suka ada duka. Silih berganti dalam kehidupan pun fitrah manusia.

Makanya, bersyukur itu penting. Agar sewaktu senang ingat susah. Sewaktu susah ingat senang. Bersyukur atas segala keadaan. Semuanya dalam hidup manusia sudah sesuai dengan firman Allah SWT:  "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS 94:5-6).
Lupa bersyukur bisa jadi kufur.

Lupa bersyukur karena terlalu sering mengeluh. Segala sesuatu yang dipikirkan hanya yang jelek-jelek saja. Terasa sulit mengingat yang baik-baik. Ada banyak hal yang kita miliki tapi tidak dimiliki orang lain. Ada banyak hal baik yang dipunya negara sementara negara lain tidak punya. Jangan sampai lupa bersyukur. Karena itu sifat fundamental pikiran jelek dan perilaku buruk. Fitrah itu hati yang bersih; maka fitrah sama dengan bersyukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline