Dosen Unindra Kelola Taman Bacaan Berkonsep Edutainment
Tidak mudah, upaya membangun tradisi baca di kalangan anak-anak. Maka diperlukan cara beda untuk mengelola taman bacaan. Karena seperti kata banyak orang, membaca seringkali dianggap membosankan.
Berangkat dari asumsi itulah, Syarifudin Yunus, dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) mengembangkan tata kelola taman bacaan masyarakat (TBM) berkonsep Edutainment, sebauh cara beda mengelola taman bacaan yang memadukan prinsip edukasi dan entertainment. Sebut saja "TBM Edutainment".
Sejak didirikannya tahun 2017 lalu, TBM Lentera Pustaka yang terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor, tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor kini selalu ramai dikunjungi tidak kurang dari 60-an anak-anak usia sekolah sebagai pembaca aktif pada tiap Rabu, Jumat, dan Minggu.
TBM Edutainment, menurut Syarifudin Yunus, dilakukan untuk mempertahankan eksistensi Taman Baca Masyarakat. Maka perlu ada cara yang kreatif dan inovatif dalam mengelola taman bacaan. Agar anak-anak tidak cepat bosan saat membaca.
Karena taman bacaan, di banyak tempat, seringkali dianggap "mati suri" alias "ada tapi tiada". Karena animo anak-anak untuk membaca relatif rendah atau kurang mendapat respon positif dari masyarakat sekitar.
Cara mengelola TBM Lentera Pustaka diilhami dari Taman Siswa Ki Hadjar Dewantara. Taman bacaan harus mampu menjadi tempat yang nyaman untuk siswa, di samping menjadi sarana menanamkan akhlak yang baik untuk anak.
"TBM Lentera Pustaka, saya kembangkan taman bacaan sebagai ruang dialog antara murid dan guru. Maka, dibutuhkan kecakapan guru untuk membuat suasana nyaman dan menarik saat membaca. Guru tak perlu pintar, yang penting bisa membuat suasana nyaman," kata Syarifudin Yunus, alumni Pendidikan Bahasa Indonesia FBS UNJ sekaligus Wasekjen IKA UNJ.
Apa itu taman bacaan berkonsep edutainment?