Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Ketika Taman Bacaan Masyarakat "Diselimuti" Orang-Orang Baik

Diperbarui: 3 Februari 2019   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mengelola taman bacaan masyarakat (TBM) memang tidak mudah. Tapi bukan berarti sulit. Di samping harus mampu memotivasi "semangat membaca" anak-anak di sebuah lingkungan, juga dibutuhkan ketersediaan buku yang memadai. Bahkan yang tidak kalah penting, taman bacaan masyarakat pun harus dikelola oleh orang-orang yang punya komitmen penuh dan tetap istiqomah untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, yang selama ini tidak memiliki akses bacaan bahkan berpotensi terancam putus sekolah akibat himpitan ekonomi.

Maka taman bacaan masyarakat pun sangat membutuhkan orang-orang baik.

Orang-orang baik harus "menyelimuti" taman bacaan masyarakat. Agar kegiatan membaca senantiasa terpelihara sehingga menjadi kebiasaan. Membaca buku harus menjadi perilaku yang dekat dengan anak-anak.

Hari ini, 3 Februari 2019, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka patut bersyukur. Karena bisa jadi, TBM Lentera Pustaka adalah salah satu taman bacaan masyarakat di Indonesia yang "diselimuti" orang-orang baik. Yaitu, orang-orang yang punya kepedulian dan aksi nyata dalam ikut serta menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, yang katanya generasi penerus bangsa.

Siapa orang-orang baik di taman bacaan masyarakat?

Di saat kegiatan kelas GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBER BURA) berlangsung siang ini, TBM Lentera Pustaka kedatangan "tamu istimewa yang baik" yaitu  22 mahasiswa IPB dari Prodi Ilmu Tanah, Agronomi dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, dan Arsitektur Lansekap yang sedang menyelenggarakan "social mapping", sebuah pemetaaan sosial terhadap masyarakat di Kampung Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor. Apa dan bagaimana ke depannya Kampung Ramah Lingkungan (KRL) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang sudah ada di wilayah ini.

"Kampung ini punya warga yang mendukung setiap kegiatan sosial. Potensinya sangat besar karena punya sumber daya manusia yang saling support dan alamnya pun masih asri. Lingkungan terkelola rapih" ujar salah satu mahasiswa IPB.

Sementara di TBM Lentera Pustaka, saat ini telah berjalan kegiatan "membaca seminggu 3 kali" yang diikuti 60-an anak-anak pembaca aktif dan kegiatan pemberantasan buta huruf GEBER BURA yang diikuti 5 ibu-ibu, program zona baca hijau "1.000 tanaman polybag". TBM Lentera Pustaka pun sedang studi penjajakan untuk mendirikan "Wisata Literasi Gunung Salak", sebuah wisata edukasi alternatif yang berbasis membaca buku sambil melakukan perjalanan menyusuri sungai dan kebun sejauh 1,2 km.

Selama ini dan sudah berjalan lebih dari 5 tahun, bertempat di TBM Lentera Pustaka pun sudah berlangsung "pengajian bulanan yatim binaan" yang diikuti 12 anak yatim/tidak mampu yang tiap bulan sekali mengaji bersama untuk membacakan doa orang tuanya sambil "mengambil uang jajan sekolah" secara rutin. Agar mereka, anak-anak yatim tetap dapat bersekolah sekalipun orang tuanya sudah meninggal dunia.

Orang baik lainnya yang menyelimuti TBM Lentera Pustaka adalah para donatur buku yang atas niat dan inisitif-nya sendiri megumpulkan buku-buku bacaan yang masih layak dibaca dan dikirimkan ke TBM Lentera Pustaka. Alhamdulillah, hari ini TBM Lentera Pustaka pun mendapat "donasi 3 kardus buku bacaan" dari seorang kepala sekolah di kota Bogor. Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka adalah taman bacaan masyarakat pertama dan resmi yang ada di Kec. Tamansari Kab. Bogor.

Penting memang, orang-orang baik "menyelimuti" taman bacaan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline