Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Raisa dan ITB Imbau Donasikan Buku Bacaan

Diperbarui: 13 Januari 2019   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Apa Kata Raisa dan ITB tentang Donasi Buku Bacaan ?

Bila ada cara sederhana memberdayakan anak-anak kita adalah mendonasikan buku bacaan. Karena donasi buku bacaan, setidaknya dapat menyelamatkan masa depan anak-anak para generasi penerus bangsa. Apalagi bagi anak-anak yang selama ini sulit mendapatkan akses buku bacaan. Sungguh tidak bisa dibantah, buku adalah jendela pengetahuan.

Sementara di luar sana, kita selalu berteriak akan pentingnya budaya literasi. Sebuah budaya baca dan tulis yang patut ditanamkan ke dalam diri anak-anak kita.  Di tengah gempuran era ditigal, era gadget yang kian menjauhkan anak-anak dari buku dan bacaan. 

Kita sadar, budaya literasi dalam bentuk kebiasaan membaca dan menulis sama sekali tidak akan bisa berjalan hanya sebatas "gerakan nasional". Harus ada perilaku nyata dalam membantu dan mendonasikan buku-buku bacaan. Karena niat baik tidak berguna tanpa diikuti aksi nyata.

Donasi buku bacaan, itulah yang dilakukan artis keren pelantun "Terjebak Nostalgia", Raisa. Tiap kali ulang tahunnya, ia selalu mendonasikan buku bahkan mengajak rekan-rekannya untuk ikut menyumbang buku bacaan dan disalurkan ke taman bacaan.

"Aku udah beberapa kali ikut donasi buku. Aku sangat mendukung kegiatan yang dilakukan untuk membangun kebiasaan baca anak-anak. Apalagi di daerah yang selama ini anak-anaknya sulit mendapat akses bacaan" ujar Raisa di Jakarta beberapa waktu lalu.

Raisa menyadari, pentingnya membaca buku dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Termasuk dalam membangun budaya literasi, budaya yang dekat dengan buku bacaan di tenagh era digital yang sulit dikontrol seperti sekarang. "Buku itu selain penting buat pendidikan, juga bisa buat ajang rekreasi. 

Anak-anak memang senang main, tapi coba bermain dengan buku. Kadang mereka enggak tahu harus mainan apa. Jadi, kenapa mereka gak main di taman bacaan? Karena hanya elalui buku, kita bisa sejenak terdiam lalu berpikir dan mengembangkan kreativitas" jelas Raisa lagi.

Ketahuilah, sekalipun kita ada di era digital era revolusi industri. Buku dan bacaan tidak akan pernah kehilangan pamor. Karena perilaku membaca pasti dan harus dihadapi tiap manusia secerdas apapun. 

Dan hebatnya, tiap menit pengetahuan yang terkandung bahkan romantisme membolak-balik halaman buku selalu mengundang rindu. Karena itu, masyarakat pun hars ikut serta dalam gerakan donasi buku untuk anak-anak.

Katanya, minat baca anak-anak Indonesia rendah. Katanya tidak membaca buku berarti minim pengetahuan maupun daya kritis. Katanya lagi buku pun bisa jadi jembatan awal meraih cita-cita.Itu tanda, bahwa kita perlu ikut serta dan turun tangan dalam mendonasikan buku untuk anak-anak kita.

Berangkat dari pentingnya membangun tradisi baca dan budaya literasi, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam "gerakan donasi buku bacaan". Agar anak-anak Indonesia tetap dekat dengan budaya membaca. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline