Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

"TBM-Edutainment", 8 Cara Ciamik Kelola Taman Bacaan Masyarakat

Diperbarui: 31 Desember 2018   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidaklah mudah. Karena faktanya, tidak sedikit taman bacaan masyarakat yang seakan "mati suri", berjalan monoton sehingga seperti "ada tapi tiada". Apalagi di tengah era milenial seperti sekarang, taman bacaan kalah ramai dibandingkan coffee shop atau tepat nongkrong kulineran. Lalu, siapa yang harus peduli terhadap eksistensi taman bacaan masyarakat? Sementara di luar sana, tidak sedikit orang yang mendengungkan akan pentingnya budaya literasi di kalangan anak-anak atau masyarakat. Sungguh, keadaan yang kontraproduktif.

Mengapa taman bacaan masyarakat "mati suri"? Setidaknya ada tiga penyebabnya; 1) buku ada pembaca tidak ada, 2) pembaca ada buku tidak ada, dan 3) komitmen pengelola TBM yang lemah, tidak fokus mengelola taman bacaan.

Maka wajar, Taman Bacaan Masyarakat kian "terpinggirkan" manakala TBM dikelola tanpa kreativitas dan tanpa inovasi. Berangkat dari realitas itu, dibutuhkan cara yang ciamik untuk mengelola taman bacaan masyarakat (TBM). Cara ciamik mengelola TBM bertumpu pada "cara yang beda" dalam mengelola taman bacaan. Artinya, TBM bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi "motor penggerak" aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan beroperasi.  Sebutlah dengan istilah "TBM-edutainment"; tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment.

Konsep "TBM-edutainment" inilah yang diterapkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor sepanjang tahun 2018. Di TBM Lentera Pustaka, ada 8 cara ciamik kelola "TBM-Edutainment" taman bacaan masyarakat seperti:

1. Selalu "senam -- salam - doa literasi" sebelum jam baca

TBM Lentera Pustaka memiliki dan selalu melakukan "senam literasi", "salam literasi" dan "doa literasi" sebelum membaca. Seluruh anak-anak dan siapapun yang hadir ikut memberi salam dan bersenam ria sebagai simbol semangat dan motivasi akan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi.

2. Selalu ada event bulanan

TBM Lentera Pustaka selalu mengadakan event bulanan dengan menghadirkan "tamu dari luar" untuk ber-interaksi dan memotivasi anak-anak agar rajin membaca. Pengisi acara event bulanan ini bisa pemain band, guru pramuka, pesulap, pendongeng, motivator, dai cilik, pelukis, dan sebagainya. Hebatnya, "tamu dari luar" pengisi acara event bulanan ini tidak dibayar sama sekali, sebagai bentuk kepedulian sosial mereka terhadap peningkatan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak.

3. Pesta "jajajan kampung" gratis

Sebagai apresiasi terhadap anak-anak yang rajin membaca, TBM Lentera Pustaka setiap bulan menggelar pesta "jajanan kampung" gratis. Semua anak yang membaca bisa menikmati jajanan kampung dari pedagang keliling yang lewat sepeti cilok, bakso, cakwe untuk memotivasi agar anak-anak untuk rajin membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline