Anak zaman now, mungkin "ibunya ada di medsos".
Saat momen HARI IBU. Medsos "banjir" ucapan Hari Ibu dari anak zaman now.
"Ibu, I miss you I need you I love you" begitu kira-kira ucapan anak zaman now di medsos.
Tapi giliran di rumah, "Nak, tolong bantuin ibu dong sebentar" pinta si Ibu.
Anak zaman now langsung jawab, "Nanti ahh Bu, lagi WA-an nih". "Males ahh Bu, lagi capek nih". Atau "Ntar ahh Bu, lagi ngerjain tugas nih". Ada aja anak zaman now mah alasannya.
Untung kelakuan kayak gitu gak terjadi di Indonesia. Itu hanya terjadi di anak-anak zaman now di Australia kayaknya. Kalo di negeri ini, anak zaman now baik-baik lagi keren-keren.
Lalu, apa yang kita piker tentang Ibu? Bagaimana cara kita memperlakukan Ibu?
Anak zaman now, bisa jadi teriak paling pertama, bilang sangat sayang pada ibu. Ibulah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya. Ibu yang melahirkannya, mendidiknya. Bahkan Ibu, sosok yang selalu rela menjaga buah hatinya.
Tapi sayang, anak zaman now justru "ibunya" ada di medsos, ada di internet.
Karena faktanya, gak sedikit anak zaman now yang menjadikan ibu sebagai "pelayan" pribadinya. Sosok yang paling dicuekin bila lagi membutuhkan anaknya. Bahkan ibu kandungnya sendiri sangat jarang diminta nasehatnya. Anak zaman now, giliran lagi galau, Minta nasehat malah ke orang lain, ke pacar. Kasihan ibu ...
Tapi giliran datang Hari Ibu kayak sekarang. Anak zaman now paling rajin ngupacin "selamat hari ibu" di media sosial. Karena memang "ibunya ya di medos". Kesannya, anak zaman now paling sayang paling cinta dan paling berbakti kepada ibunya. Sayang aja kalo faktanya "jauh panggang dari api". Antara yang ditulis dan yang dilakon berbeda. Untung ibu kandungnya gak punya media sosial. Kalo tahu dan punya, mungkin ibunya nangis di dalam hati, mungkin ibunya terpaksa mengurut dada. Tanda prihatin, karena antara harapan dan kenayaan nyata berbeda di mata ibu. Kasihan lagi ibu ...