Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Belajar Sambil Menulis ala Mahasiswa Unindra

Diperbarui: 20 Desember 2018   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Belajar sambil menulis.

Banyak orang berpikir, belajar dan menulis adalah dua hal yang terpisah. Belajar aktivitas tersendiri, menulis pun tersendiri. Maka belajar seringkali ditafsir sebagai proses formal untuk menambah pengetahuan. Sementara menulis menjadi perilaku yang berada di luar kelas. Tapi realitas itu dibantah oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI yang belajar mata kuliah Jurnalistik dalam bimbingan dosen Syarifudin Yunus. 

Karena pasalnya, para mahasiswa akhirnya bisa belajar sambil berkarya, belajar sambil menulis jurnalistik yangctertuang dalam buku "Politik Orang Susah", sebuah kumpulan berita fakta yang terbit pada 18 November 2018 lalu.

Buku kuliah di sebelah kiri. Buku karya jurnalistik di sebelah kanan. Begitulah proses belajar Jurnalistuk yang dialami mahasiswa semester 5 PBI Unindra. Melakui pengetahuan yang ada di buku "Jurnalistik Terapan" karya Syarifudin Yunus sebagai dosen pengampu, mahasiwa dilatih (bukan diajar) untuk bisa menulis berita melalui liputan ke lapangan. Sehingga berita hasil liputannya dibukukan dalam "Politik Orang Susah".

Belajar sambil berkarya, memang bisa dilakukan dengan banyak cara. Itu pula yang dipilih Syarifudin Yunus, menerapkan  proses belajar sambil menulis buku kepada mahasiswanya. Karena dengan menulis, mahasiswa dapat mengekespresikan apa yang dilihat di lapangan, apa yang terjadi di depan mata lalu dituliskannya. 

"Semua mata kuliah yang saya ampu, mahasisqa pasti saya latih untuk menulis dan menerbitkan ke dalam buku. Karena menulis adalah ruang ekspresi yang paling orisinal dari manusia. Ketika kita menulis, sesungguhnya kita sedang mengkoneksi pikiran dan realitas. Maka mahasiwa harus mampu melakukan itu, belajar sambil menulis" ujar Syarifudin Yunus, dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik Unindra.

Syarifudin Yunus menyebutkan, berita adalah laporan tercepat yang harus bisa dikabarkan seluas-luasnya. Untuk itu, berita harus dikelola dengan teknik yang tepat; dari mulai mendapatkan bahan, menuliskan hingga menyebarluaskannya. "Oleh karena itu, prasyarat menulis menulis berita berupa 1) aktual, 2) factual, 3) penting, dan 4) menarik harus dipenuhi," tuturnya. Melalui cara ini, mahasiswa pun diajarkan cara menulis berita secara mudah melalui teknik "key messages" atau pesan inti yang ingin dituliskan dalam berita, sesuai hasil liputan atau interview yag dilakukan.

Dokpri

Maraknya informasi yang tersaji di media sosial hingga menumpuknya berita menyita perhatian publik, menuntut mahasiswa untuk berperan aktif dalam menyajikan berita yang aktual dan faktual, bukan berita palsu yang disebarluaskan. "Secara prinsip, apapun yang terjadi di sekitar kita dapat dijadikan berita. Namun untuk menuliskannya dibutuhkan kompetensi menulis berita, disamping harus berdasar fakta dan bersifat aktual" tambah Syarifudin Yunus.

Belajar sambil menulis, ke depan, harusnya dapat dilakukan semua mahasiswa. Karena pengetahuan yang bertumpuk hanya bisa memberi manfaat bila mau dituliskan. Karena belajar adalah proses mengubah perulaku bukan menambah pengetahuan semata. Belajar sudah pasti bisa bikin orang pintar. Tapi tanpa perilaku dan perbuatan, kepintaran adalah kesia-siaan.

Belajarlah sambil menulis. Velajar sambil berkarya. Jangan biarkan waktu yang bercerita, tanpa kita mau menuliskannya... #JurnalistikTerapan #BelajarSambilMenulis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline