Anak muda, beruntung sekali kalian jadi anak muda, jadi pemuda.
Hanya kamu yang tahu, anak muda. Tentang apa yang terjadi di negeri kita. Tentang apa yang ada dan terjadi di dekat kita. Ingat anak muda. Kamu pernah bersumpah pada 28 Oktober 1928 dulu. Maka pantas, kamu gak boleh gegabah. Sumpah pemuda, bukan pemuda gegabah ..
Anak muda, hai pemuda. Kamu tahu sumpah kan?
Sumpah itu pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan, sumpah itu sestau yang suci yang harus dijunjung tinggi. Sumpah itu janji atau ikrar yang teguh, Persis seperti Sumpah Pemuda dulu diikrarkan.
Tapi anak muda, lain lagi dengan gegabah.
Gegabah itu sikap dalam mengambil keputusan tanpa pikir panjang; lalu tidak peduli terhadap dampak apa yang akan terjadi pada diri sendiri atau orang lain atas tindakan kita.
Jadi, anak muda. Kamu butuh sumpah bukan gegabah.
Andai engkau tahu, anak muda. Di dekat kita. Di sekeliling kamu.
Hari ini banyak orang-orang yang gegabah. Menebar masalah, meracik kebencian dan kebohongan. Hingga membuat banyak orang terperangah. Membuat jengah sambil pandai membantah. Gak mau kalah. Gegabah, seperti politik sampah.
Hai anak muda, hai pemuda jangan gegabah.
Terlalu gegabah, negeri yang indah ini bila terbelah-belah. Lalu berbongkah-bongkah seakan ingin musnah. Memang, di mana ada negeri yang gak punya masalah? Anak muda, asal kalian tahu. Betapa banyak orang sekarang gemar mendramatisir masalah. Ceramah gak berfaedah dianggap seperti berdakwah. Urusan selangkah dikunyah berpayah-payah. Agar bisa meraih panggung khutbah. Pantas, sebagian dari mereka cepat lelah, anak muda. Bertingkah, bertambah-tambah hingga menengadah.