Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Jarang Ngopi Bareng, Jenazah Susah Diajak Ngobrol

Diperbarui: 5 September 2018   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

deskgram.org

Semasa Hidup Jarang Ngopi Bareng, Jenazah Gak Bis Diajak Ngobrol. Kaget membaca judul itu di halaman depan suatu majalah. Kenapa bisa begitu? Semuanya sudah terlambat. Kalo sudah meninggal dunia, tentu nggak bisa ngopi lagi.

Ngopi bareng-lah dulu.

Nggak masalah dollar mau tembus ke berapa pun. Nggak masalah bila kita ingin ganti pemimpin. Nggak masalah beda pendapat, beda pilihan. Asal kita semua jangan lupa ngopi dulu, ngopi barenglah dulu. Agar semua tetap rileks. Karena selagi masih ada dan bisa ngopi, gak ada hal dalam hidup ini yang buruk-buruk banget. 

Ngopi bareng-lah dulu. Biar kita lebih sehat, biar kita tetap optimis menapaki hari. Bukankah semuanya semua sudah digariskan Ilahi Rabbi. Gak usah terlalu ngotot untuk berkuasa. Bila pada akhirnya kecewa. Gak usah terlalu cinta pada siapapun atau apapun. Bila nanti berakhir duka. Jangan pula terlalu benci bila akhirnya itu baik untuk kita. Jadi, ngopilah dulu.

Mau berkuasa boleh. Mau menang silakan. Memang banyak orang yang mengejarnya. Tapi kita sering lupa, kuasa dan menang itu kadang penuh dengan kebohongan. Kekuasaan itu omong kosong. Kemenangan pun kamuflase.

Tapi biarlah, mereka mau bilang apa tentang kekuasaan dan kemenangan. Sah-sah saja, dan memang itu urusan mereka.

Asal jangan, ingin "menguasai tanpa mau dikuasai". Asal jangan pengen menang tapi gak mampu terima kekalahan.

Ngopi bareng yuk.

Karena di secangkir kopi. Selalu ada rasa pahit ada manis. Seperti hidup, selalu ada di dua kutub; baik atau jelek, suka atau tidak, senang atau benci. Tapi di secangkir kopi, pahit dan manis selalu bisa "menyatu" dan nemberi kehangata. Hebatnya lagi, kopi gak bakal memabukkan.

Bila hari ini ada kejujuran. Itu pasti di kedai kopo. Karena mereka yang "ngopi bareng" selalu apa adanya, bicara yang seharusnya.

Kaum penikmat kopi gak bisa merekayasa, gak bisa berkamuflase. Biar berseberangan, ngopi bareng selalu bikin kangen kehangatan. Ketika ngopi bareng, kita gak butuh menang atau kalah. Bisa rileks, sambil nyeruput sebatang rokok itu sudah cukup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline