Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Biar Enggak Stres, Itulah Arti Pelukan Jokowi dan Prabowo buat Pegiat Medsos

Diperbarui: 29 Agustus 2018   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)

Kenapa kamu masih ngomel-ngomel dan merendahkan orang lain? 

Bisa jadi kamu kurang pelukan, mungkin sudah terlalu lama kamu tidak berpelukan. Pelukan-lah dulu, biar gak stress. Peluklah pasanganmu, kekasihmu, atau temanmu biar rileks. Gak usah ingin "bertempur" melulu, gak usah benci terus-menerus. Gak usah berbuat yang jelek-jelek. Agar semuanya lebih rileks. Apalagi di musim pilpres, di tahun politik yang kian "memanas".

Buat kamu pegiat medsos, pegiat ujaran sentimen politik.

Hari ini, kamu patut bangga. Figur atau idola yang selama ini kamu benci atau kamu puja itu. Siapa lagi kalau bukan Pak Jokowi dan Pak Prabowo, Capres RI 2019-2024 ternyata mampu "berpelukan" untuk dan atas nama bangsa Indonesia.

Adalah Hanifan Yudani, atlet pencak silat Asian Games peraih medali emas yang merangkul keduanya untuk saling berpelukan. Itu tanda persatuan Indonesia. Pemuda "emas" secara spontan mempersembahkan kemenangan "medali emas" untuk Indonesia, untuk kedua Capres-nya.

Biar gak stress, itulak arti pelukan Jokowi dan Prabowo buat pegiat media sosial.

Kenapa begitu? Karena pegiat medsos itu kadang aneh.

Giliran gak suka sama pemimpinnya, kerjanya berprasangka buruk melulu. Berceloteh atau berkomentar yang jelek-jelek tentang orang lain. Terlalu dirasuki kebencian, penuh caci maki. Entah, apa gerangan yang menjadi sebab kebencian yang akut? Bahasanya selalu negatif, kata-katanya selalu merendahkan. Sepertinya, hanya dia sendiri yang paling benar.

Sebaliknya pun demikian. Giliran suka banget sama idola capres-nya, kerjanya memuja-muja yang berlebihan. Disanjung-sanjung sampai menjulang ke langit, seolah-olah semua kebaikan di dunia ini perbuatan idolanya. Untung gak sampai lupa sama Tuhan. Entah, apa gerangan yang menjadi sebab cinta yang berlebihan? Bahasanya terlalu berbunga-bunga, kata-katanya terlalu sempurna walau kadang belum tentu begitu kenyataannya.

Biar gak stress, itulah arti pelukan Jokowi dan Prabowo buat pegiat media sosial.

Lah, kalau orang kamu benci dan kamu bela saja saling berpelukan. Apalagi alasan yang kamu mau katakan untuk "tetap membenci dan berceloteh yang jelek-jelek tentang orang lain"? Apa tidak cukup pelukan Jokowi dan Prabowo sebagai sinyal bahwa politik pun butuh "kasih saying", butuh pelukan. Politik kek, demokrasi kek, itu pasti berbeda, Maka berbeda pula pilihan politik kita. Jadi rileks saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline