Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Hikmah Idul Adha, Kenapa Takut Kehilangan?

Diperbarui: 22 Agustus 2018   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Hari ini, berapa banyak sapi dan kambing yang kehilangan nyawa. Berakhir seketika hidup para sapi dan kambing di dunia yang sementara ini. Hewan qurban itu sama sekali gak takut kehilangan nyawa asal menjadi ibadah buat umat manusia. Agar orang-orang yang tidak mampu dan membutuhkan, bisa menikmati dagingnya. Terima kasih para sapi dan kambing.... Selamat Idul Adha 1439 H.

Kasihan sapi, kasihan kambing. Tiba-tiba, hari ini mereka kehilangan nyawa.  Sementara di saat yang sama, banyak manusia yang takut kehilangan. Takut kehilangan kekuasaan, takut kehilangan harta, takut kehilangan jabatan dan takut-takut yang lainnya. Kadang, hidup manusia memang banyak ketakutan; banyak kekhawatiran.

Jangankan kekuasaan, harta, atau jabatan. Seperti sapid an kambing, nyawa yang menempel pada tubuh manusia pun terlalu mudah untuk hilang secara tiba-tiba. Kemarin sehat, besok belum tentu masih ada. 

Umur masih muda sekarang, besok belum tentu masih bernyawa. Belajar dari gempa bumi di Lombok, berapa banyak saudara-saudara kita yang tiba-tiba kehilangan nyawa. Maka, gak usah takut kehilangan. Apapun dan dimanapun. Karena dalam hidup, terlalu mudah untuk kehilangan atau dihilangkan oleh-Nya.

Gak usah takut kehilangan. Itulah hikmah yang bisa dipetik dari Idul Adha kali ini.

Mungkin, sebagian manusia tidak takut kehilangan apapun. Tapi kebanyakan dari mereka, justru takut kehilangan. Takut gak punya uang, takut ditinggal pacar, takut kehilagan pekerjaan, semuanya dihadapi dengan serba ketakutan. Mereka takut apa yang sudah dimiliki tiba-tiba hilang tak berbekas. Takut kehilangan, lalu sedih dan menangis.

Mengapa masih takut kehilangan?

Mungkin karena sekarang. Mereka sudah pandai mencari, merasa sudah punya, merasa sudah memiliki. Merasa berkuasa atas apa yang dimiliki. Hingga lupa, bahwa hakikatnya mereka gak punya apa-apa. Maka sekali lagi, mereka pun takut kehilangan ....

Manusia boleh punya rumah, punya mobil, punya pekerjaan, punya pasangan hidup, punya teman, punya gadget atau punya apa aja. Tapi kenapa merasa harus memiliki selamanya? Kenapa ingin terus menggenggamnya? Sangat pantas, jadi takut kehilangan.

Kadang kita lupa. Bukankah dulu, kita tidak memiliki apa-apa, gak punya apa-apa, bahkan bukan siapa-siapa. Lalu, mengapa kini takut kehilangan?

Kasihan kambing dan sapi, sebentar lagi kehilangan nyawanya. Sementara manusia, banyak yang takut kehilangan. Apa saja....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline