Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Romantisme Puasa; Sahur Tempe Buka Ikan Asin

Diperbarui: 16 Mei 2018   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Sebel deh, cowok gue gak romantis banget"' begitu kata cewek ABG mengeluh.

Emang kalo romantis itu harusnya ngapain sih? Ngasih bunga gitu. Atau ngasih coklat sama cincin emas. Atau foto bareng biar kayak orang-orang. Ahh, itu mah romantisme yang sempit.

Emang sih, romantis itu artinya mesra; mengasyikkan. Dan biasanya ada hubungannya dengan cinta. Tapi romantis itu gak harus orang, gak harus manusianya. Suasana hati dan pikiran juga boleh kok romantis.

Seperti di bulan puasa yang penuh romantisme.

Sahur boleh menunya tempe. Dan buka puasa cuma pakai ikan asin. Tapi kalau cara-cara puasanya bersemangat, penuh gairah dan mengasyikkan seperti ulama. Itu sudah cukup jadi romantisme puasa.

Puasa itu romantis. Karena berpuasa dasarnya cinta. Cinta pada Illahi Rabbi, Sang Maha Pencipta. Hanya di bulan puasa, tiap manusia sering "tenggelam" dalam bujuk rayu Sang Ilahi. Dari subuh, hingga petang bahkan malam, selalu ingin bermesraan dengan-Nya. Suasana dan gairah yang sulit dilakukan pada bulan-bulan lain selain bulan puasa.

Romantisme itu dianggap metode merayu yang memikat. Harus mampu menawan hati target-nya. Barat coklat dibikin sampe meleleh. Membuai hingga sang target terlena, bersandar di bahunya ...

Begitu pula romantisme puasa.

Ini soal kemauan kita untuk bermesraan dengan-Nya. Keinginan manusia untuk selalu dekat dengan Sang Khalik yang mencipatkannya. Bersenggama tiada henti, untuk selalu menyebur asma-Nya. Begitu romantis, antara kita manusia dengan sang pencipta. Ada di bulan puasa.

Bukan sebaliknya, kita malah gagal menawan hati target-nya. Gagal mendekatkan diri kepada Sang Khalik di bulan puasa. Apalagi di bulan-bulan lainnya. Jika begitu, persis kita seperti "si raja gombal". Mengaku mencintai-Nya, tapi di saat yang sama terlalu mudah melupakan-Nya.

Romantisme itu gak melulu soal rasa. Tapi juga harus punya sikap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline