Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Petuah Kaum Penikmat Kopi, Jangan Balas Benci dengan Kebencian

Diperbarui: 7 April 2018   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dokpri)

Sobat yang luar biasa, sudah ngopi belum nih?

Ngopilah dulu. Agar kita rileks. Tidak usah gerasah gerusuh. Gak usah ngotot, apalagi nyolot untuk urusan apapun. Santai saja. Negara ini udah ada kodratnya kok. Siapapun pemimpinnya. Pasti, ada plus ada minus.

Ngopilah dulu...

Karena kaum penikmat kopi pasti tahu. Bahwa kopi, punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi juga punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Penikmat kopi sangat sadar. Siapapun, kalo ada kelebihan pasti ada kekurangan. Kalo punya plus pasti punya minus. Itu semua biasa, rileks saja.

Penikmat kopi itu rileks saja.

Saat pesan kopi di warung. Pelayannya mau jutek atau galak, penikmat kopi rikeks saja. Maklum, secangkir kopi terlalu murah, nongkrongnya lama. Ya, dilayani sopan oke, dilayani jutek pun gak masalah. Itu semua biasa terjadi di penikmat kopi. Rileks saja.

Seperti hidup seperti politik.

Ada yang jutek ada yang sopan. Ada yang ngeselin ada yang nyenengin. Santai saja. Karena kaum penikmat kopi sadar betul. Di dunia ini hanya ada 2 tipe manusia:

Satu, mereka yang reaksinya negatif. Ikut-ikutan jutek, cemberut lalu kebawa ngeselin. Ikut jengkel dan marah-marah ke si pelayan warung.

Kedua, mereka yang reaksinya positif. Tetap rileks, enjoy aja. Tetap bersikap sopan ke si pelayan yang jutek itu. Yang penting, kopinya dibuatin.

Kenapa penikmat kopi rileks saja?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline