Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Mendengarkan Bukan Mendengar

Diperbarui: 15 Januari 2018   20:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang zaman now itu aneh. 

Duduknya pada berdekatan tapi gak ada yang bicara. Semuanya main gadget. Giliran ada yang bicara, yang lain hanya mendengar sambil main gadget pula. Sibuk sendiri. Abis itu minta diulang, apa yang dibicarakan. Gak mau mendengarkan, minta diulang. Orang zaman now emang ngeselin.

Emang gak mudah. Ngobrol dan mendengarkan orang lain. Apalagi yang derajat dan status sosialnya dianggap lebih rendah dari kita. Orang kota males dengerin orang desa. Orang pintar males dengerin orang bodoh. Orang kaya paling males dengerin orang miskin. Itulah yang terjadi di zaman now. Ngeselin banget.

Dengarkanlah...

Mendengarkan itu beda dengan mendengar. Karena saat mendengarkan, kita butuh perhatian dan kesediaan menerima apa yang diomong orang lain. Kalo nendengar belum mendengarkan. Kenapa bisa begitu? Mungkin, karena yang bicara dianggap "lebih rendah" status sosialnya dari kita.

Dengarkan...

Siapapun dia. Orang "bawah" sekalipun. Kita itu emang disuruh nengok ke bawah untuk urusan dunia. Biar gak menganggap remeh nikmat Allah. Biar gak mudah menyalahkan. Apalagi menghakimi orang lain.

Orang zaman now sering lupa.

Semua manusia itu bermartabat di hadapan Allah. Karena martabat manusia adalah anugerah-Nya. Martabat otu gak ada urusan sama pangkat, harta dan kedudukan. Maka kembalilah, untuk tetap mendengarkan. Karena sesungguhnya, ketika kita mendengarkan maka di situ kita sedang memotret kehendak Allah untuk kita ... 

Mendengarkan bukan mendengar. Tak usah banyak bicara, dengarkanlah ...ciamikk




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline