Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Musim Banjir, Musim Nyinyir Tiada Akhir

Diperbarui: 14 Desember 2017   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ada yang tahu gak? Sekarang musim apa?

Ada yang bilang lagi musim hujan. Bahkan gak sedikit yang bilang musim banjir. Ada juga musim penyakit difteri. Mungkin juga sebentar lagi, musim duren.Kalo musim nyinyir ada gak?

Ada dong. Apalagi buat kaum medsos-mania. Nyinyir tiada akhir. Gak tahu kenapa? Bawaannya nyinyir terus, sinis terus. Bisa jadi, nyinyir itu penyebab penyakit "situsinis", penyakit nyinyir tiada akhir.

Nyinyir, emang penyakit yang tidak mematikan. Tapi sangat mewabah. Dan biasanya mengidap pada orang-orang yang gak bisa move on. Mereka yang doyan memelihara kebencian lalu menyebarluaskannya. Nyinyir, pikirannya negatif melulu.

Nyinyir itu penyakit yang tidak menular. Tapi berusaha ditularkan oleh pemiliknya. Kerjaannya mengejek atau menganggap rendah orang lain. Penyakit yang maunya berseberangan terus. Dan menjadikan orang yang berbeda sebagai musuh abadi. Nyinyir, orang yang tidak mampu melihat kebaikan apapun. Selalu meragukan sifat baik yang ada pada diri orang lain. Nyinyir tiada akhir....

Orang nyinyir, bisa jadi zaman dulu bacaannya kisah tentang nenek sihir atawa mak lampir. Orang nyinyir, hobby-nya komen atawa ngomong tapi topiknya gak bermutu. Nyinyir tiada akhir...

Kalo dilihat dari lakonnya, orang nyinyir itu gak jahat. Nyinyir itu karena orangnya pengen eksis melalui komen atawa omongannya. Sebenarnya orang nyinyir itu gak bisa lakonin apa-apa. Karena mereka sudah sangat puas asal bisa komen doang atawa ngomong dengan cara nyinyir. Sederhana banget ya, orang nyinyir hanya pengen eksis lewat omongannya.

Orang nyinyir. Karena hal yang gak penting, pasti dibikin penting buat dia. Sehari-hari kerjaannya cuma milih komen-komen yang harus "dilawan secara nyinyir". Paling gemar sama rumor atawa gosip. Apalagi hal jelek yang terjadi pada musuhnya, woww orang nyinyir bisa beringas kayak harimau lapar.

Asal tahu saja. Di mata orang nyinyir. Gak boleh ada kejadian "kecil". Semua dianggap "besar" dan layak dinyinyirin. Apa saja bisa dibikin heboh sama orang nyinyir.

Orang salah atawa orang gak tahu, malah dicaci maki sama orang nyinyir. Bukan dikasih tahu atawa dibenerin malah dihujat habis-habisan. Itulah cara kerja kaum nyinyir.

Simpulannya sederhana, orang nyinyir itu lebih banyak suudzon daripada husnudzon, lebih banyak pikiran negatif daripada positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline