Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Pekerja Indonesia Belum "Pension Minded"

Diperbarui: 13 Desember 2017   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Pekerja Indonesia belum pension minded.

Adalah fakta hari ini. Bahwa dari 100 orang pekerja di Indonesia pada akhirnya di masa pensiun atau hari tua hanya 9% orang yang sejahtera hidupnya, sementara 18% masih tetap ingin bekerja lagi dan yang paling mencengangkan 73% orang hidupnya bergantung kepada orang lain atau keluarganya.

Itu berarti, sebagian besar pekerja di Indonesia "hanya bergantung kepada orang lain" di masa pensiun atau hari tua. Iya kalau keluarga dan anak-anaknya hidup berkecukupan. Jika tidak, maka akan menjadi masalah atau beban buat orang lain.


Mengapa hal itu terjadi?

Jawabnya sederhana. Karena banyak pekerja di Indonesia belum "pension minded". Masa pensiun dianggap "gimana nanti" bukan "nanti gimana". Sehingga yang terjadi, tidak banyak pekerja yang sudah mempersiapkan masa pensiun melalui tabungan program pensiun yang direncanakan sejak dini. Banyak pekerja "tidak peduli" terhadap masa pensiun.

Mungkin, di mata mereka, bekerja dianggap sebagai rutinitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus membayar hutang lalu "mengikuti nafsu" gaya hidup. Sementara ketersediaan dana di masa pensiun, tidak perlu dipikirkan. Nanti saja jika sudah mendekati usia pensiun. Terus mau hidup dan bergaya hidup seperti apa ketika tidak bekerja lagi, ketika masa pensiun tiba? Sungguh, pertanyaan yang mudah disadari. Tapi sulit untuk dijawab.

Bekerja bukanlah sekadar untuk memperoleh gaji. Tapi bekerja, harus mampu "menunda" kenikmatan masa mini untuk dinikmati di masa nanti, di masa pensiun. Untuk, merencanakan masa pensiun dan hari tua sangat penting dikampanyekan terus-menerus.

Sayangnya, hingga kini masih banyak perusahaan atau pekerja yang belum mau menyisihkan "sebagian" dana yang dimilikinya untuk program pensiun?

Adalah tanggung jawab moral semua pihak, baik perusahaan atau pekerja untuk memulai perencanaan masa pensiun. Agar kehidupan di hari tua punya ketercukupan dana untul membiayai masa pensiun. Agar tidak menjadi "beban" bagi keluarga atau orang lain. Sederhananya, jangan sampai saat bekerja kita "cukup atau mewah" tapi saat tidak bekerja kita "miskin".

Berangkat dari realitas itulah, DPLK Generali Indonesia menyelenggarakan "Seminar DPLK" sebagai edukasi akan pentingnya program pensiun di Batam, Selasa 12 Desember 2017. Dihadiri sekitar 35 perusahaan, antusiasme peseta terlihat dalam ramainya sesi tanya jawab. Di samping memberikan pemahaman akan pentingnya perencanaan hari tua, acara ini pun didedikasikan DPLK Generali sebagai edukasi literasi keuangan dana pensiun kepada masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline