Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Kisruh UNJ, Salah Saya Apa?

Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Bermula dari sini...

Tiba-tiba teman saya, sekelas waktu di IKIP Jakarta dulu. Ia bertanya, "Itu UNJ kenapa sih, kok masalah melulu?" Saya kaget aja, dan cuma bisa tersenyum dalam hati. Apa pasalnya? Teman saya itu Wakepsek yang jarang nelpon. Ehh, giliran nelpon nanya masalah yang terjadi UNJ. Terus saya harus jawab apa coba? Ayo, saya harus jawab apa?

Daripada ngalor-ngidul gak karuan. Saya bilang aja "gak ada masalah, itu urusan internal mereka yang digadang-gadang ke luar. Udah elo kerja aja yang bener, terus bilangin ke orang yang tanya #UNJKeren". Gitu jawab saya kepada teman tadi.

Gak tahu terpaksa apa gak. Saya jadi tuliskan ini. Tentang "masalah yang merundung UNJ hari-hari ini". Tentang almamater saya, tentang kampus tempat saya menimba ilmu. Bahkan tempat saya belajar 2 hal penting "kultur akademis dan akomodasi konflik". Maklum dulu, jelek-jelek gini, saya pernah jadi Ketua HMJ, Ketua SEMA Fakultas, Ketua III SM IKIP Jakarta.

Begini ya...

Kisruh di UNJ itu gak pantes banget. Mengenaskan lagi memalukan buat ukuran PTN di kota Jakarta. Bukannya sibuk urusan prestasi akademis malah sibuk urusan dalem rumah tangga sendiri. Terlena. Akhirnya jadi begini. Kenapa? KARENA SEMUA SIBUK BERSIASAT. BUKAN SIBUK NIAT CARI SOLUSI. Kasihan aja alumni UNJ di luar sana, jadi puyeng gak karuan. Yang ditanya jadi "siapa yang salah". Kenapa gak nanya "gimana benarnya?"

Begini ya...

Apa sih masalahnya? Kok bisa ada di kampus yang terhormat "plagiarisme?" Kok bisa dosen-dosen kritis yang bagus malah "dilaporkan" ke polisi? Itu masalah orang banyak atawa masalah kampus itu? Terlepas dari masalahnya, sekarang ini ada yang hilang di UNJ, menurut saya. Lenyap kalo gak mau dibilang kebablasan. KULTUR AKADEMIS DI UNJ SUDAH MATI. 

Plagiarisme, sungguh gak boleh ada dan gak pantes bermukim di lingkungan kampus. Termasuk mau seberkuasa apapun, gak boleh seorang rektor "mempidanakan" dosen-dosennya yang kritis. Atas alasan apapun, atas niat apapun. KULTUR AKADEMIS harus dikedepankan.

Saya gak ingin menyederhanakan masalah. Perselingkuhan di dalam rumah tangga itu, masalah serius. Fatal dan berdampak negatif. Tapi, apakah kisah "selingkuh" itu harus diumbar ke luar? Si suami cerita, selingkuh gara-gara istrinya begini begitu. Si istri cerita, si suami telah berselingkuh, gak bener dan begini-begitu. Ya wajar aja, orang yang diceritain jadi bingung. Siapa yang benar, siapa yang salah.

Jadi, kalo ada masalah internal di kampus. Ya selesaikan saja sesuai mekanisme yang berlaku, sesuai prosedur. Gunakan akal sehat dan hati nurani. Duduk bareng, jangan libatkan yang gak perlu terlibat. Kalo gak sepakat juga, ya sudah proses hukum dan tunggu hasilnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline