Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Banyak Gaya Banyak Tekanan, Kamu Gitu Gak?

Diperbarui: 21 Agustus 2017   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

"Udah, kamu gak usah banyak gaya" begitu kata orang tua zaman dulu.

Emang kenapa sih kalo banyak gaya? Bisa jadi, kalo banyak gaya jadi banyak tekanan. Gaya hidup-nya kegedean. Sementara mampunya segini doang. Gak nguber alias gak nutup, kalo kata orang jalanan. "Lebih besar pasak daripada tiang" kkata pepatah gitu. Bujug buneng ...

Ilmu Fisika yang bilang "tekanan dan gaya itu berbanding lurus". Kalo dipikir bener juga tuh. Orang kalo hidup banyak gaya "berpotensi" besar bakal banyak tekanan. Tekanan ini, tekanan itu, tekanan cicilan, tekanan utang, sama tekanan gaya hidup. Gimana gak puyeng? Abis kebanyakan gaya... mau gimana dong?

Lihat aja Kasus First Travel. Dulunya, laki bini si pemilik itu cuma jualan pulsa, jual burger sampai seprei. Semuanya gak berhasil alias bangkrut. Hebatnya, mereka pantang menyerah sampe bisa buka First Travel. Dan tahun 2014, bisa berangkatin 14.000-an jamaah. Bahkan tahun 2015 lebih banyak lagi, berangkatin 35.000-an jamaah. Terus kenapa bisa kayak gini sekarang? First Travel itu kenapa?

Hanya 2 kemungkinan sebabnya. 1) Karena "over kapasitas" alias nafsu serakah; coba setahun maksimal layanin 20.000 jamaah aja, mungkin gak bakal kerepotan. 2) Karena si pemilik "kebanyakan gaya". Ini sebab yang paling mungkin. Lihat aja foto-fotonya di luar negeri, begaya banget dah. Beli rumah, jalan-jalan, semuanya ternyata pake "uang jamaah" yang udah pada lunas bayar. Wajar, sekarang gak ada uangnya buat "ngembaliin" uang jamaah. Luar biasa.... Banyak gaya banyak tekanan.

Apalagi hidup di Jakarta, kata sebagian orang, kalo gak gaya gak hidup.

Punya gaji gede bilangnya tetep gak cukup. Buat kartu kredit, buat cicilan, buat nongkrong sana nongkrong sini. Giliran punya gaji gak seberapa, pengen ini pengen itu. Akhirnya ngeluh terus, lupa bersyukur. Semuannya dipandang gak cukup, boro-boro bisa sedekah.

WAJAR, MAKIN BANYAK GAYA MAKIN BANYAK TEKANAN.

Beda banget sama si Mark Zuckerberg yang punya Facebook. Dia itu, kaya banget. Tapi sederhana aja, bajunya cuma kaos doang. Mobil dan gaya hidupnya juga biasa aja. Si pemilik FB ini, gak banyak gaya. Sehari-harinya, gak ada mencolok. Mau merek-nya atawa model-nya... kerenn.

EMANG ORANG YANG "BENERAN" SAMA YANG "KW", PASTI BEDA. BANYAK ORANG LUPA, TAMPILAN LUAR GAK BISA JADI UKURAN ASLINYA, GAK BISA JADI UKURAN KELAS SOSIAL.

Banyak Gaya Banyak Tekanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline