Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Beli Kopi Atau Beli Gengsi?

Diperbarui: 3 Juli 2017   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Sekarang ini, banyak orang NGOPI tapi beli GENGSI.

Di mal-mal, di gedung mewah hingga rest area tol pun ada. Buat mereka, NGOPI gak lagi sederhana, Tapi kemewahan walau sebatas suasana doang.

Beruntung, saya cuma penggemar ngopi di warung kopi pinggir jalan. Asal diseduh pake air panas itu cukup. Dan gak peduli pelayannya, jutek atawa sopan. Gak masalah, ngopi saya di tempat yang gak bergengsi. Karena NGOPI bukan GENGSI.

Gengsi itu gak enak dimakan. Tapi banyak orang mati-matian memburunya. Agar terlihat lebih berkelas. Lagian, gengsi itu bukan harga diri.

Karea "harga diri" itu basisnya kesadaran akan apa yang kita miliki. Lain sama si "gengsi" yang basisnya gila kehormatan atau gila martabat. Ketika harga diri kita kokoh maka gengsi akan melekat dengan sendirinya. Tapi jangan di balik, menjual harga diri demi gengsi. Apalagi sampe berani mengorbankan harga diri hanya untuk hal-hal yang sepele.

Gengsi itu gak enak dimakan. Tapi banyak orang mati-matian memburu gengsi.

Berani melakukan apa saja, demi gengsi. Luar biasa ya. Wajar kalo sekarang, banyak orang bertikai demi kekuasaan, bertengkar untuk popularitas, bertindak melawan hukum, atau berperilaku amoral. Bahkan bertengkar, karena merasa paling benar. Semuanya terjadi karena mengejar GENGSI. Mereka, sudah terlalu lama "merasa" punya EGO BERKELAS.

 Kalo kata agama, urusan gengsi itu bukan urusan supaya dihargai orang. Bukan soal kasta sosial yang kamuflase. Tapi gengsi adalah tidak meminta-minta kepada selain Allah. Itu baru keren, gengsi hanya demi Allah.

Maka, tetaplah mawas diri terhadap penyakit gengsi. Karena gede gengsi itu membahayakan pemiliknya. Hiduplah apa adanya, gak usah banyak gengsi. Kita tidak hidup dari gengsi, tapi hidup kita dari Allah.

BELILAH KOPI JANGAN BELI GENGSI.

Karena memang, hidup setiap anak manusia itu seperti secangkir kopi. Kadang terasa manis, kadang terasa pahit. Janlani dan nikmati saja seperti secangkir kopi; teguklah perlahan dan nikmati yang kita punya hingga kita tahu apa yang sedang terjadi.

NGOPI,  mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru, dalam hal apapun soal apapun. Agar kita tetap apa adanya. Agar kita tetap asli seperti diri sendiri.

Ketika NGOPI, kita tidak sedang membayar untuk GENGSI. Biar asli, biar apa adanya. Karena NGOPI, justru kita sedang menikmati kebesaran Allah SWT yang tak terhingga.

#GengsiBukanHargaDiri #AllahFirst #KaumPenikmatKopi #NgopiDuluNgopiTerus




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline