Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Kembali ke Fitrah; Maafkan Walau tak Meminta

Diperbarui: 24 Juni 2017   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

MAAFKAN SIAPA SAJA WALAU TAK MEMINTA ....


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar ...

Ramadhan telah pergi. Takbir kebesaran Allah baru berkumandang.

Aura Idul Fitri 1438 H mulai bergelora. Merasuk ke hati dan pikiran. Berharap kemenangan berpihak pada kita. Ketaqwaan yang bertambah, kebaikan yang bertingkat.

Nikmatnya makanan berbuka; ketupat, rending, hingga opor ayam patt disyukuri.

Namun pastinya, tidak ada yang lebih nikmat selain senyuman, pelukan hingga tangisan di antara mereka. Tanda gugurnya dosa dan khilaf dalam diri, dalam hubungan antarmanusia. Entah, karena ucapan atau tindakan. Karena kita sadar, bahwa setiap manusia tak luput dari dosa. Alllahu Akbar ....

Selamat idul Fitri 1438 H. Taqabalallahu minna wa minkum taqabal ya karim.

Semoga ibadah dan doa kita diterima Allah SWT. Sambil menunduk, memohon maaf lahir dan batin.

FITRAH, manusia yang kembali bersih. Kembali ke NOL.

Ya, fitrah. Boleh diartikan kita telah meraih kemenangan selama bulan puasa. Kemenangan dari menahan hawa nafsu, bahkan menahan dari hati dan perilaku yang buruk.

Kembali ke fitrah, seperti ketika kita baru terlahir ke dunia, selayaknya bayi yang dilahirkan. Dosa-dosa yang melebur. Fitrah sama dengan kembali ke nol.

Mengapa kembali ke NOL?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline