Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Pengen Jadi Orang yang Ora Kondang

Diperbarui: 5 Maret 2017   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Ora Kondang itu gak terkenal. Alias gak ngetop, gak popular.

Zaman sekarang, banyak orang pengen jadi orang terkenal. Jadi orang kondang, jadi tenar. Bisa jadi kalo ditanya, hanya sedikit saja orang yang gak mau terkenal. Jadi orang yang ora kondang, sungguh gak banyak.

Semua orang pengen terkenal, pastinya. Terkenal, popular alias kondang dengan caranya masing-masing. Gak masalah, itu boleh-boleh saja. Asal jangan ngoyo pengen terkenal. Asal jangan ngotot nguber ketenaran. Ora usah terus-terusan pengen kondang. Ora usah pengen kondang kayak pengen pilkada seumur hidup, kayak pengen Raja Salman datang terus ke Indonesia hehe

Lha terus, kalo udah terkenal mau ngapain? Yen sampeyan wis kondang pengen opo?

Emang kalo udah terkenal pengen disanjung. Apa pengen dipuji. Atau senang kalo diagul-agulin. Bisa begini bisa begitu… wis bablas kondang, wis hebat terkenalnya.

Banyak orang suka lupa. Terkenal atau popularitas itu bukan harga. Bukan pula komoditas. Terkenal atau tidak, kondang atau tidak itu konsekuensi. Risiko dari apa yang sudah kita perbuat. Bahasa kerennya “track record”. Orang lain bilang apa tentang kita, itulah kondang yang sesungguhnya.

Tapi perlu tahu, terkenal atau kondang itu bukan kebanggaan. Dia itu proses baik yang memberi hasil luar biasa. Jika begitu, sangat pantas untuk dihargai dan dihormati. Sementara banyak orang ingin terkenal, ingin kondang karena ingin dipuji. Welah dalahh…

Jadi orang terkenal, tentu sangat boleh. Jadi orang kondang pasti boleh.

Jadi aktivis yang ngetop. Jadi pejabat atau politikus yang dipuji banyak orang. Jadi bos atau petinggi di manapun. Jadi pembicara di banyak seminar, ngomong di mimbar-mimbar. Bahkan jadi pemimpin massa, pemimpin umat. Atau jadi pemimpin di rumah. Asal semua itu gak bikin kita jadi jumawa, jadi sombong atau merasa berkuasa.

Karena berapa banyak orang terkenal, orang kondang justru “merasa kesepian” saat pulang ke rumah. Orang-orang hebat yang “menangis” di kala sendirian. Mereka gagal untuk menjadi “orang biasa”. Terlalu merasa terkenal, terlalu merasa kondang. Ironis tho ….

Jadilah ora kondang, jadilah orang gak terkenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline