Si Kuple bingung, lagi ngelamun. Ngelamun urusan politik.
Cuma gara-gara politik kok sudi dipecah-belah. Cuma soal beda pilihan kok sudi kemarahan dan kebencian sampe ke ubun-ubun. Sayang banget sih, otak dan pikiran diisi dengan amarah, benci, dan perasaan yang jelek-jelek itu… batin Si Kuple. Si Kuple cuma mau nanya aja.
Emang seberapa penting sih sikap politik kita sampe harus dibela mati-matian? Emang seberapa hebat kalo kita mampu membenci orang lain yang beda pilihan politik?
Sungguh, banyak orang atau mungkin teman Si Kuple sendiri yang sudah over dosis. OD politik yang akhirnya dibawa-bawa ke urusan agama. Bahkan gak sedikit dari kita yang tiba-tiba berubah jadi peduli agama gara-gara politik. Jangan-jangan agamanya politik. Gak habis pikir, kok mau mengombang-ambing dirisendiri, memutus pertemanan, bertikai tiada henti, berceloteh tentang kemarahan dan kebencian. Cuma gara-gara politik, cuma gara-gara pilihan yang berbeda. Aneh....
Sikap politik yang aneh. Tiba-tiba hidup kita berubah jadi penuh prasangka. Hidup yang penuh kemarahan, penuh kebencian. Aneh.
Andai kita tahu, prasangka itu adalah turunan dari kebodohan.
Apapun motif-nya, prasangka buruk telah menjadikan kemarahan dan kebencian mengalir dalam darah kita.
Kita sering lupa, prasangka itu dibenci bukan karena dirinya sendiri. Tapi karena ia menyebabkan orang-orang lain mempercayainya.
Buat Si Kuple, lebih baik kabarkan yang baik. Tanpa perlu membenci dan mencaci maki.
Emang sih,manusia itu cuma ada dua model.
1. Mereka yang bertumbuh dan menebar kebaikan dalam situasi apapun, selalu melihat hal yang baik di balik tiap cerita.