Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Guru Bukan Sosok Semesta

Diperbarui: 29 Mei 2016   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru Bukan Sosok Semesta

Banyak orang sering salah sangka. Memvonis pendidikan adalah tanggung jawab guru, tanggung jawab sekolah. Maraknya kejahatan seksual yang melibatkan siswa usia sekolah, tawuran pelajar, kekerasan di sekolah, hingga siswa yang rajin nongkrong di mal-mal dianggap kegagalan guru dan sekolah dalam mendidik siswa. Tidak sedikit orang yang menghujat dunia pendidikan, lalu memvonis dunia pendidikan gagal. Orang banyak makin skeptis, guru makin dikebiri.

Banyak orang sering lupa. Pendidikan itu bukan proses “penyerahan siswa” dari orang tua kepada guru. Pendidikan bukan pula penyerahan tanggung jawab rumah kepada sekolah. Bukan sama sekali dan patut disadari semua pihak. Semahal atau segratis apapun sekolah bukan berarti tanda bebasnya orang tua atau lingkungan terhadap pendidikan anak. Siapa bilang uang adalah segalanya dalam pendidikan? Patut diingat, uang tidak boleh mengaburkan nilai-nilai luhur pendidikan.

Sungguh, kita perlu mengubah cara pandang tentang pendidikan, mengubah sikap tentang pendidikan. Karena cara pandang dan sikap adalah dua hal kecil yang memastikan arti penting pendidikan dalam hidup setiap orang.

Guru bukan sosok semesta dalam pendidikan. Guru bukan segalanya dalam belajar.

Karena pendidikan kebutuhan semua orang. Karena pendidikan dapat dinikmati semua orang.

Jadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap pendidikan?

Bukan guru, bukan hanya sekolah. Tapi semua pihak, termasuk orang tua sangat bertanggung jawab terhadap pendidikan. Apapun prosesnya, apapun hasilnya. Maka, pendidikan sebagai gerakan semesta.

Guru bukan sosok semesta. Pendidikan milik kita bersama. Belajar kebutuhan kita semua.

Maka siapapun kita harus bertanggung jawab terhadap pendidikan. Harus bersedia dan ikut serta dalam mendorong pendidikan sebagai gerakan semesta. Karena itu, pendidikan tidak dapat dilihat dari aspek program dan pembelajaran semata. Tapi pendidikan menuntut kepedulian semua pihak; keterlibatan seluruh elemen bangsa.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 ditegaskan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. SedangkanBelajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Dari pengertian di atas, tidak sama sekali menyiratkan pendidikan dan belajar menjadi tanggung jawab guru, tidak pula tanggung jawab sekolah. Tapi pendidikan dan belajar adalah tanggung jawab kita semua. Tanggung jawab negara, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Sekali lagi, guru bukanlah sosok semesta dalam pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline