Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Taksi Konvensional vs Taksi Online; Kemarahan yang Terlambat

Diperbarui: 23 Maret 2016   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Supir Taksi Demo di Jakarta. KEMARAHAN yang TERLAMBAT, itu kesan saya menyikapi demo tersebut. Mengapa harus marah? Kalah bersaing. Atau omset menurun drastis. Merasa susah sekarang. Atau merasa ada yang mengganggu kenyamanan. Sungguh kata kuncinya satu saja, TERLAMBAT.

 [caption caption="Sumber: Pribadi - Taksi Konvensioanl vs Transport Online"][/caption]

Lalu, apa yang didemo? Siapa yang jadi sasaran demo?

Gak jelas. Regulator yang didemo. Pengemudi layanan aplikasi transportasi online. Minta teknologi aplikasinya ditutup. Atau yang penting demo saja, terserah siapapun yang jadi korban. Agar semua orang tahu bahwa kalian sedang marah!! Sungguh satu kata lagi, TERLAMBAT.

Manusia memang suka lupa. Gak mau mawas diri. Apalagi ketika nyaman, keenakan lalu lupa.

Kita masih ingat Nokia si “connecting people” yang popular dan terkenal dulu. Kemana merek itu sekarang? Sudah tutup dan lenyap di pasaran. Apa yang terjadi pada Nokia dulu?

Jujur saja, gak ada yang salah dari Nokia. NOKIA HANYA TERLAMBAT. Telat alias lamban merespon persaingan dan perubahan bisnis yang cepat. Hingga akhirnya Nokia kalah dalam bersaing.  

CEO Nokia kala itu, Jorma Ollila hanya bisa berucap kalimat terakhir: “Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah“. TERLAMBAT dan seketika lenyaplah Nokia.

Belajar dari demo taksi konvesional vs taksi online.

Mereka TERLAMBAT merespon kemajuan teknologi. Kemarahan yang terlambat, lalu dilampiaskan dalam demo yang nyaris ricuh. Merugikan banyak pihak, merusak kendaraan sendiri. Lalu apa yang mau dicapai dari demo itu? Sekali lagi gak jelas. Gak tahu tujuannya apa. Gak mungkinlah meminta MENUTUP APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE. Menutup aplikasi online berarti kita melawan kemajuan peradaban manusia, melawan selera konsumen.

Lalu, apa pelajaran penting dari demo taksi konvensional hari ini?

Gak ada yang lain selain BELAJAR. Kita dan semuanya harus terus BELAJAR pada saatnya, belajar agar tidak terlambat mengambil tindakan. Belajar untuk BERKOMPETISI secara realistis.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline