Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

TERVERIFIKASI

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Tajassus; Sibuk Cari Salah Orang Lain

Diperbarui: 24 Oktober 2016   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana cara kamu mendidik anak?
Jawabnya mudah saja. Berikan kepercayaan kepada anak-anak kita untuk melakukan yang harus mereka lakukan. Tanpa perlu kita mencari kesalahan atau bahkan memata-matai mereka.

Segitu mudahkah mendidik anak?
Tentu tidak mudah. Tapi kita harus tahu cara membentuk pribadi dan karakter anak yang positif, yang berdampak baik bagi hidupnya di masa depan.

 

Bukankah orang tua berhak untuk mengontrol anak-anaknya?
Mengontrol itu harus tapi bukan berarti mencari kesalahan atau memata-matai. Karena dalam agama, tajassus atau mematai-matai adalah dosa besar.

 

Imam Abu Hatim bin Hibban Al-Busthi berkata, ”Orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya akan tenteram dan tidak akan merasa capek. Sementara orang yang senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan orang lain dan melupakan kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan merasa letih, dan akan sulit baginya meninggalkan kejelekan dirinya.”

 

Tajassus atau memata-matai untuk mencari kesalahan orang lain adalah dosa besar. Bagi siapapun dan untuk apapun. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada akibat tanpa sebab. Maka hindari tajassus.

 

Kalau kita ingin dihormati orang lain, mengapa kita tidak mau menghormati orang lain?

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline