Aneh, negeri ini. Bukannya doyan kuliner, malah doyan kisruh.
Gemar alias suka sekali kisruh. Belum usai kisruh KPK vs Polri, sekarang kisruh Ahok vs DPRD DKI. Emang gak ada kedoyanan lain apa?
Doyan kok kisruh. Partai-partai kisruh, versi A lah, versi B lah. Sampe Liga Sepakbola ISL juga kisruh. Apa aja pengen dikisruhin. Entahlah, kenapa kita doyan kisruh? Apa sih untungnya kisruh?
[caption id="attachment_400022" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Pribadi - Negeri Doyan Kisruh"][/caption]
Kisruh alias kacau. Tidak beres. Atau penyimpangan. Namanya juga kisruh, gak ada positifnya. Yang berurusan dengan kisruh, bawaannya emosian. Yang nonton atau baca kekisruhan juga akhirnya bisa terpancing. Lantas, ngasih komen malah nambahin kisruh. Ang lain jadi ikut-ikutan kisruh. Pucing pucing pucing.
Entahlah, kapan negeri ini berhenti dari kisruh. Maaf ya, bukan kita anti kisruh. Kisruh ya boleh-boleh saja. Kan emang hidup gak ada yang sempurna, jadi sekali-sekali kisruh gak apa. Asal jellas duduk perkara dan pake hati nurani. Tapi yang mengerikan itu, kisruh dasarnya dendam, emosi yang aji mumpung. Bawaannya bedebat, betengkar, akhirnya doyan kisruh. Gak henti-henti, yang penting beda pendapat, ngotot, dan kisruh. Begitu teruss, apaan sih yang mau “dimenangin”?
Kita cuma khawatir aja, kisruh akan jadi bahaya laten. Secara gak sadar, hidup yang semakin egosentris, akhirnya bikin tiap individu maunya mementingkan kepentingan sendiri. Nah, puncaknya pasti doyan kisruh. Akhrnya, kita jadi senang menyelesaikan setiap perbedaan dengan cara-cara kisruh. Cara-cara ngomel, ngotot dan emosi yang dipublikasikan ke banyak orang. Kisruh kok ditnton banyak orang.
Sudahlah, hentikan doyan kisruh. Gak ada untungnya gemar kisruh. Hidup ini udah berat. Orang miskin masih banyak, gedung sekolah yang gak layak masih banyak, lebih baik pikirin mereka. Buat apa mempertontonkan kisruh. Emang gak bisa apa, hidup dengan penuh toleransi walau pendapat berbeda. Beda itu indah, tapi harmoni itu lebih indah. Sok tau ...
Kalo kata agama, kisruh itu “Jidal”. Sebutan buat orang-orang yang doyan bertengkar. Kisruh atau jidal itu perbuatan tercela. Apalagi, kisruh karena yang satu bela kebenaran, yang satu lagi mempertahankan kebatilan. Woii, ini soal moral, soal hati nurani. Gak usah karena ditonton atau didukung banyak orang jadi doyan kisruh.
Oke, stop kisruh. Gak usah kisruh diperpanjang dan dipertontonkan. Karena negeri dan orang yang doyan kisruh cuma akan menimbulkan kehancuran dan kebinasaan. Ya, hancur lalu binasa. Jadi, mulai aja dari diri kita sendiri untuk bertindak tidak kisruh, lebih mencintai toleransi dan harmoni. Masih banyak cara kok untuk menyatakan kebenaran yang lebih baik, ketimbang kisruh. Ciamikk, stop kisruh !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H