Lihat ke Halaman Asli

Sudah Saatnya Orang Goulput "Unjuk Mulut"

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di dalam percaturan politik yang manis nya hanya di bibir saja, golput adalah sesuatu yang tidak di inginkan. Masyarakat golput di nilai sebagai masyarakat yang bodoh, apatis, tidak beretika, warga negara yang tidak baik, bahkan ada yang mengatakan, ibarat hanya makan sambal di tengah-tengah orang berpesta daging.

Tetapi, apa bila kita mengacu pada prinsip demokrasi timbal balik, prinsip yang bisa menghargai pendapat orang lain, atau prinsip berbaik sangka; Tentu prasangka atau pendapat seperti di atas itu adalah pendapat "ngawur", yang tidak beralasan. Karena sampai saat ini belum ada institusi atau lembaga yang mewadahi aspirasi nya orang golput, dan belum pernah ada Pemerintah atau KPU mengundang orang golput untuk di ajak berdiskusi, atau berembug mengenai ke golputan nya. Jadi; Kalau tiba-tiba atau selalu di katakan, atau di "cap" orang golput adalah orang jelek, bisa jadi, yang mengatakan itu mungkin lebih jelek dari yang di katai nya. Walaupun di dalam kitab suci Islam saya pernah mendengar frman: Jangan lah suatu kaum menghina atas kaum lain nya; bisa jadi , yang di hina lebih baik dari yang menghina. Tetapi para politikus kita yang sebagian besar mengaku Islam, bahkan ada yang kepala nya di gubel serban, tetap saja menilai orang golput adalah orangg yang tidak bertanggung jawab.

Para pembaca yang budiman; Mari kita renungkan dan kita bandingkan bersama; siapakah yang sebenar nya tidak bertanggung jawab di Negara demokrasi kita ini...? orang golput kah atau politikus...?

1. Orang golput bukan lah orang apatis: Karena orang golput justru sangat peduli dengan perkembangan dan situasi Negara. Berhubung semua sepak terjang politikus yang menguasai dan mengatur Negara; Tidak bisa membuat perimbangan antara, miskin-kaya, bodoh-pintar,ketertinggalan-kemajuan, atau tidak bisa menyelesaikan masalah kesenjangan dan berbagai ketimpangan itulah, akhir nya sebagian masyarakat memilih diam atau golput.

2. Orang golput bukan orang bodoh. : Ini terbukti dari sikap orang-orang golput yang sangat sensitif dan cerdas menanggapi keadaan perpolitikan bangsa. Jangan tercebur di lobang yang sama; kata-kata seperti itu sering di ucapakan oleh para politikus kita. Tetapi justru orang-orang politik dan mengikuti nya dengan taat, yang selalu mencebur di dalam lobang tersebut terus-menerus. Kenapa..? jawab nya karena orang-orang yang taat politik, mungkin justru orang-orang yang genius tapi tidak mau di tuntun Tuhan. Atau memang orang di bawah kategori normal. Tidak berani golput tetapi juga tidak mampu berfikir masalah perubahan moral.

3. Orang golput bukanlah warga Negara yang tidak bertanggung jawab atau tidak punya perasaan ; Ini jelas terlihat dari sikap toleransi orang golput yang selalu mengalah dan menghargai kinerja Pemerintah .Ikut berkiprah dalam pembangunan dan selalu taat pada semua kebijakan penguasa.Untukmu agamamu bagiku agamaku.Partaimu lubang hartamu,prinsipku adalah tumpukan hartaku.Dan saya yakin harta yang di cari dengan jalan politik, belum tentu mendapat ridho Tuhan. Karena politik memang bukan ajaran Tuhan. Inilah bentuk toleransi

4. Orang golput tidak mau menumpuk dosa.Ibarat membeli kucing dalam karung, begitu pula memilih wakil atau pemimpin yang ditawarkan sistem perpolitikan kita.Daripada memilih wakil atau pemimpin yang belum tentu bisa memenuhi harapan rakyat,lebih baik di hindari.Atau dalam kata lain golput.Kalau sekedar negara harus ada yang memimpin, orang golput juga bisa memimpin Negara. Mungkin justru lebih baik daripada orang-orang politik.Tapi bukan dengan cara pemilu atau pilkadal,melainkan dengan cara pesta demokrasi atau pesta rakyat.[lihat postingan tentang pemilu jurdil dan pesta kambing] Bila kita kaji dengan seksama ,terlihat dengan jelas ,justru orang-orang politik yang tidak beretika dan tidak punya perasaan.Malah cenderung terlihat 'learning'.Menjadi penguasa Negara tidak mampu membuat keseimbangan,malah mematikan aspirasi positif yang dibawa orang-orang golput. Sekedar info: Di tahun 2009 yang lalu saya pernah berusaha mendaftarkan golput ke MK.Supaya golput bisa di terima dan diakui sebagai partai suci.Bukan partai politik.Supaya bisa mengikuti pesta politik.Tetapi kandas.Dengan alasan yang tidak jelas,dan tidak perlu di tulis.Dalam hati saya berkata;memang perahu besar tidak bisa berlayar di air banjir,atau ikan besar hanya hidup di dasar lautan,sedang ikan kecil di permukaan.Begitu pula perubahan besar mungkin hanya bisa di lakukan orang-orang yang berjiwa besar dan mempunyai daya pandang yang dalam.Atau mungkin kekuatan golput yang besar hanya bisa berbunyi di dasar hatinya orang-orang yang berhati putih.Dan saya yakin,suatu saat apabila bangsa ini sudah menyadari, bahwa politik hanya bisa mengantarkan orang-orang kelas "gabus" ke permukaan bangsa{ berkuasa} dan mau meninggalkan nya, serta bisa meneriman orang putih[orang yang bisa menerima firman Tuhan] duduk di atas orang merah[orang yang cuma menerima politik] seperti yang saya gambarkan pada bendera masa depan; yaitu putih,merah,hijau,{ ada di konsep membangun negara adil dan makmur} mungkin baru bisa terwujud, orang golput punya suara di parlemen;atau bahkan bisa menjadi pemimpin Negara.

Salam kompas siana .Syarief Budi Aji [SBA]. Sumber mulya

KALTIM




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline