Lihat ke Halaman Asli

Syarif sang phena sunyi

Pengembara jalanan

Merdeka yang Mana dan Merdeka untuk Siapa?

Diperbarui: 7 Maret 2022   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang phena sunyi

Terang dalam gelap yang menunjukan harapan.
Hembus angin ditengah terik berbaukan ketenangan atas ibu pertiwi yang agung dan tak pandang harkat, dimana rakyat dan kaum bawah diberi posisi yang layak.
Namun sangat disayangkan....
Realita semacam itu seakan telah diharamkan untuk ada di masa kini, sebab pangkat dan jabatan telah merusak moral kehidupan dan menganggap hina rakyat dan kaum bawah dengan harta yang banyak, sedang mereka dilanda kesusahan.
Ya, mereka memang rakyat dan kaum bawah yang tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan penguasa dan pemerintah yang punya pangkat dan jabatan.
Namun setidaknya mereka masih punya harga diri yang harus mereka jaga, tak seperti penguasa yang tak tau malu telah menginjak-injak hak mereka.

Mereka memang kaum bawah yang kerap kali disebut sampah Negara, beban Negara, dan hanya merepotkan Negara oleh penguasa. Tapi ingat, kalian sang penguasa menduduki posisi kalian saat ini, semua itu tidak terlepas dari partisipasi dan dukungan mereka dengan serangkaian janji manis yang pahit akan pelaksanaanya.

Pada saat ini, Mereka tak pernah dihiraukan, mereka kalian anak tirikan dan mereka tak  pernah kalian perhatikan. Hak mereka kalian hilangkan, Namun kalian tetap menuntut mereka untuk selalu melakukan kewajiban meraka terhadap kalian.
Hanya dengan bermodalkan umbar janji saja mereka percaya, sebab mereka yakin dengan kualitas politik yang hanya sebatas janji yang kalian utarakan akan diiplementasikan secara nyata.
Namun hari ini bagaimana realitanya ?
Ya, silahkan dijawab sesuai  perspektif masing-masing. !!!
~~~~

Mereka sadar bahwasannya ucapan itu sebatas kalimat indah berselubung kebohongan yang keluar dari bibir manis sang penguasa.

Dengan kepalsuan dan kebohongan yang ada, masihkah pantas menyebut diri kalian sebagai kaum terpandang. ? Tidak, sebab kalian hanya sebatas kaum hina dan kaum yang tidak tau malu dihadapan ibu pertiwi.

Masih layakkah kalian dipanggil sebagai seorang pemimpin. ? sedangkan kalian hanyalah orang waras yang telah diperbudak oleh kekuasaan dan jabatan.

Kenapa kesejahteraan tak pernah mereka rasakan ?
Mereka terus tenggelam dalam lautan penderitaan.
Roti kemiskinan selalu mereka kenyam.
Semua itu seakan-akan telah bersemayam dalam keseharian mereka.
Mereka merindukan kehidupan yang tentram walau itu hanya sebatas mimpi dalam bunga tidur mereka.
~~~~~


Negara kita adalah negara hukum kawan, yang dimana kekuasaan itu berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan setiap warga negara itu sama dimata hukum.
Untuk mencapai keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri sendiri. Sebagai warga negara kita harus tau hak dan kewajiban kita. Seorang pejabat dan pemerintah pun harus tau akan hak dan kewajibannya. 

Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman dan seejahtera. Hak dan kewajiban di Negara ini tidak akan pernah seimbang, apabila masyarakat dan kaum bawah tidak bergerak utuk merubahnya. Sebab para penguasa tidak akan merubahnya, walaupun rakyat dan kaum bawah banyak yang menderita. 

Oleh karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi buruk dan merubahnya untuk mendapatkan hak, pun tak lupa untuk melaksanakan kewajiban sebagai warga Negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline