Lihat ke Halaman Asli

Lelaki Hebat Keluargaku

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua berawal semenjak A.Ibnu kakak pertama saya meninggal dunia. Kasih sayang bapak terhadap aku dan dua adik-adik ku sangat protek sejak saat itu. Kadang disaat semua anak-anak pergi dengan teman-temannya keluar untuk merayakan malam tahun baru, malam takbiran, liburan aku hanya bisa melihat keasikan mereka dari jendela rumah, sedangkan aku hanya bisa berpergian dengan kedua orangtua ku atau saudara ku untuk merayakan hari-hari libur itu. Aku sadar bapak memberi peraturan itu pasti mempunyai alasan yng baik untuk aku, walaupun tidak bisa terpungkiri, aku ingin seperti oranglain bisa bebas bareng teman-temannya pergi tanpa harus ada rasa beban bila berpergian tanpa izin bapak. Tapi itulah bapak, lelaki yang sangat mencintai ku dan keluarganya. Lambat tahun hal seperti itu sudah menjadi biasa untuk ku, semua harus dengan izin bapak buat melakukan sesuatu. Hubungan aku dan bapak sangat dekat, bapak selalu bisa menjadi sahabat, kakak, dan konsultan buat aku, bapak juga begitu, setiap ada masalah biasanya bapak ngajak aku bicara buat minta pendapat. Banyak sesuatu yang bapak korbanin buat kebahagiaan anak-anaknya, kadang apa yang anak-anaknya minta langsung bapak berikan, bukan bermaksud memanjakan anak-anaknya, bapak bilang, “selama bapak mampu buat beliin, buat nyenengin anak-anak bapak, pasti bapak beliin”.

Tapi sekarang bapak mulai menyadari bahwa usia ku sudah memasuki masa remaja akhir.sekarang ruang pergaulan ku mulai meluas, aku sudah mulai diizinkan keluar bersama teman-temanku untuk merayakan hari-hari libur. Aku sudah bisa merasakan apa yang dulu ingin sekali aku rasakan, tapi entah kenapa lama-lama aku merasa ada yang hilang, peraturan-peraturan yang protek , aku kehilangan itu. Sebelum aku memutuskan untuk ngekost bapak sempat bilang, “kalau bapak sebenernya lebih tenang kalau teteh pulang-pergi aja, tapi pasti teteh cape, jaga diri yang baik “. Sampai sekarang bapak belum pernah masuk ke kamar kekost-an aku, kalo aku pergi ke kost-an dari rumah bapak Cuma mengantar aku sampai depan halaman, katanya ngga tegaJ.

Banyakhal yang ingin aku lakukan dengan baik buat kedua orangtuaku, walaupun hal baik itu ngga bisa aku balas sama dengan apa yang telah kedua orangtua aku lakukan untukku, tapi sebisa mungkin aku ingin menjadi anak yang kedua orangtua ku ingin kan dan selalu menjadi anak sholeha untuk mereka. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline