Lihat ke Halaman Asli

Di Tepian Telaga

Diperbarui: 20 Maret 2023   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Untuk penaku yang berpostur tinggi
Tetaplah menari seiring langkah kaki
Teruslah berjalan meski kaki terkoyak duri
Tulislah reka rupa warna untuk kanvas pertiwi

Gulungan ombak di pesisir parangtritis
Membesar menerjang karang yang miris
Bukan harapan yang semakin menipis
Saat Baginda Sulaiman menguji Balqis

Keluh kesah teramat membentang panjang
Berdiri di pintu berperisai terpampang
Sudahkah engkau menjadi yang terbuang
Merendapkan duka menjadi pemenang

Bundaku, teramat jiwa kering kerontang
Menahan irama yang berdegup panjang
Menyudahi nafas yang kian terpangkas
Berputar berkeliling dalam laju teratas

Siapkan bekal nak, kata ayahanda
Jangan lupa hingga sisa tenaga, ananda
Sebab segaranya samudra luas nian
Di tepian telaga menanti kedamaian

Banudung, 20 Maret 2023

#Diary_2014
#Antologi_Puisi_Engkaulah_Belahan

Illustrasi: Pena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline