dalam benaknya tak ada perbedaan
antara siang, malam, pagi dan petang
semua waktu diisi dengan nulis puisi
apa saja bisa dijadikan objek puisi
dapur, kasur, sumur, sampe tukang cukur
semua diksi mengalir deras meluncur
bagi tukang puisi, tulisan bisa jadi teman
sekaligus mainan, celotehan atau kerinduan
dalam tahun politik, puisi jadi alat sindiran
tukang puisi bukanlah profesi utama
ia bisa jadi seorang dosen, guru, pendeta, pak Kyai
bolehj jadi pengusaha, pejabat,dan anggota dewan terhomrat
bahkan penjahat kelas kakap dengan kejahatan hebat
tukang puisi dari anak muda
biasanya berkata-kata menggoda pasangannya
tapi tak bisa dijadikan ukuran
mereka yang sudah berusia senja
diam-diam juga berbuat demikian
puisi adalah keindahan universal
yang diciptakan pemilik semesta, Dialah Tuhan
sebagai salah satu wujud dari keunlimited-an sifat-Nya
juga dari ketidakberbatasan perbuatan-Nya
serta ketidakberujungan dari kehendak-Nya
dan sampai kapan pun
manusia tidak akan pernah bisa menyamai
totalitas kesempurnaan Diri-Nya
Cimahi, 22 Juni 2019
#Puisi_malam_minggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H