Betapa lelaki itu menyukai irama pagi, saat semua pintu dibuka lebar menyambut senyum matahari, warna warni suara burung terdengar bersahutan di area taman menggantikan hewan penghuni malam yang berhenti bernyanyi, ada harap tumbuh di hati lelaki saat perhatian tertuju pada satu perempuan, pembawa sekuntum mawar berduri yang pandai menyembunyikan sekulum senyum,
Betapa banyak teladan dari guratan lintang di waktu siang, tak ada yang yang disembunyikan tak terkecuali kerinduan yang jelas ditampakkan, merengkuh tangan perkasa yang menyambut kedatangan. Dari cara dekapannya, kurasa ada kemauan kuat seperti di tatap sorot mata yang dikelilingi jajaran alis hitam rapi berbaris, menjadi pelengkap mahkota keindahan mahakarya Sang Pencipta. Ada ketangguhan di dalam tubuh batinnya.
Betapa semilir angin yang bertiup di senja hari, membawa jejak ingatan pada kenang, berhenti di tubuh semampai perempuan yang kini menjadi sosok tersayang. Sikap setianya tak perlu lagi diragukan, baginya kerinduan adalah sebuah ikatan perjanjian.
Betapa makna kehadiran malam telah menjadikannya lelaki yang pantas dicintai sang kekasih, hela nafas pun beradu dalam dengan isak rindu yang tenggelam di pelukan kegelapan, yang tak berkesudahan.
Cimahi, 21 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H