Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Ketika Pena-ku Menemui Kalam-Mu

Diperbarui: 16 Juni 2019   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

facebook.com/SANG-PENA-TAJAM

letih penaku mencari jari-Mu
ia sudah kelelahan diikat tali rindu
ia menyusuri panjangnya halaman zaman
dengan buku lengan legam yang bersilangan 

tertatih-tatih penaku menuju Kalam-Mu
berdarah merah berjubah berat penuh malu
ia bersikukuh dengan sisa tenaga simpanan
yang dipenuhi dengan hitam dosa debu perjalanan

ketika jari-Mu menyentuh penaku
gejolak di dada begitu kencang bertalu
dihentikannya segala buruknya kekerdilan
seraya diawasi oleh sorot mata yang tajam 

kini penaku telah menemukan kalam-Mu
yang terus lirih dengan bisikan memandu
ijinkanlah penaku merebahkan gumpalan rindu
dengan rona lelah dan keluh kesah pada-Mu  

berikan izin pada penaku dengan kalam-Mu
agar terus menulis titah perintah tanpa ragu
tentang besar dan kecilnya segala kebajikan
juga tentang segala aroma negatif dari keburukan 

ketika penaku mengadu di hadapan Kalam-Mu
hapuslah ia dari segala kesalahan di masa lalu
sehingga penaku tak khilaf menuliskan sisi Rahman-Mu
dan sigap menggelorakan indahnya sisi Rahimiyah-Mu 

bimbinglah penaku dengan keagungan kalam-Mu
agar ia tak terjebak dalam sosok noktah cipta-Mu
ijinkan ia untuk membangkitkan citra keagungan
dengan luapan rindu yang sekian lama terpendam 

Cimahi, 16 Juni 2019

Illustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline