Lihat ke Halaman Asli

Izinkan Aku Menjadi Pencerita di Puncak Malam

Diperbarui: 14 Juni 2019   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nova.grid.id

Tenanglah dik
sejak dari jutaan tahun lalu
tak pernah ada perubahan dengan dinding waktu
ia tetap berputar dan menyangga kesetimbangan alam
sesekali memang ada pergeseran, namun itu tak lama 

Biarkanlah dik
pena itu terus menorehkan untaian dan jalinan
menciptakan kalam-kalam indah tentang perasaan
dan mendorong vibrasimu berada di puncak tinggi ketulusan
dan betapa keikhlasan itu menjadi energi yang tak bertepi 

Tetaplah dik
untuk terus menumpukkan diksi di pelataran puisi
kau tahu bahwa semua goresan maknanya aku resapi  
dan tahukan kau capaian tertinggi tatar kemanusiaan di hadapan Tuhan?
dia bernama kesadaran yang ditopang kuat oleh keikhlasan

Maafkan daku ya dik
bukan maksudku mengajarkan sesuatu yang engkau sudah tahu
namun betapa bergejolaknya bara api yang ditularkan anak-anak rindu
ledakan demi ledakannya tak pernah bisa kutahan
maka aku muntahkan dalam urai juntai warna warni tulisan 

Terima kasih ya dik
aku tak akan bertanya lagi kepadamu
tentang totalitas dari sebuah kesadaran tentang mencintai
sudah lebih dari cukup gelaran warna warni dari rangkai diksimu
dan ijinkan aku menjadi pencerita di puncak malam, di hening sunyi
 

Cimahi, 14 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline