Lihat ke Halaman Asli

Aku Termangu

Diperbarui: 10 Oktober 2016   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi:sajakindo.blogspot.com

sementara diam termangu
ketika keluguan dan kebodohan bersatu
saling berhadapan lalu berseteru 

jelas aku termangu
menyaksikan zaman yang terbelenggu
ketika fitnah merajelala bersenyawa dan besatu 

aku masih termangu
meski jejalan dada disesaki rindu
yang menggeliat kuat ditahan waktu 

aku duduk termangu
ketika lambaian rindu menuju ke arahku
untuk meninggalkan dermaga tempat kita bertemu 

aku tetap termangu
saat wajah kusam peradaban dipenuhi debu
dua tanganku tak cukup kuat menghapusnya di wajahmu 

aku termangu
tanganku terus menopang dagu
ketika semua peristiwa dimakan sang waktu 

ditulis di Bandung, 10 Oktober 2016
inspirasi Tanjung Kelayang, Belitung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline