desir angin pun kini menghempaskan
jejak-jejak waktu yang disamarkan
kubela seluruh hadrat ruh dan jasad
di centik mayang gapura berabad
pada banyak tepi kuurai mimpi-mimpi
bentang selimut diri teruslah memagari
dan jenjang berhenti pada setiap pagi
bungkamnya hati, duhai, sentuhanmu Sari
kupahat duri-duri di jantung nisbi
ketika romansa ini melahirkan sunyi
dan hujan september berjatuhan kini
menyusun genang yang terus menjadi
kulepaskan baris-baris khayalan
menyapu habis hasrat gharizah dan kenang
bertekuk dalam posisi menunduk pasrah
juga pada tumpukan dinding buku yang pongah
aku, noktah kerdil tak berdayaitu
adalah totalitas milik-Mu di segenap waktu
sungguh semuanya tak bisa kutentang
bahkan untuk menempuh perjalanan panjang
terbata seluruh ruang di dadaku
segenap harap tergugu rindu, pada-Mu
kehendak-Mu, Kuasa-Mu,
mengasuh kerdil jiwaku
Bandung, 16 September 2016
karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC,
Puisi sejenis yang diikutkan event Rose RCT: Romansa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H