Saya lebih senang menyebut terjemahan Kitab Mukhtarul Ahaadits Nabawiyyah dengan sebutan Mutiara Hadits-hadts Nabi Pilihan. Kenapa saya menyebutnya mutiara? Alasan pertama sudah jelas sebab Kitab Hadits ini dijadikan rujukan di banyak pondok pesantren yang mempelajari Kitab Kuning. Yang kedua saya mengikuti pengajian kitab ini sudah lebih dari 10 tahun dan sampai tulisan ini dimuat, saya masih berada di bab Mim halaman 162.
Saya pun tidak ingin menyebut tulisan ini sebuah kebetulan, karena media manstream dan media sosial sedang sibuk-sibuknya meliput banyak kasus, termasuk di antaranya peristiwa reshufle kabinet dengan tokoh utama Sri Mulyani Indrawati dan Arcandra Tahar, Pilkada putaran kedua yang akan akan digelar pada tahun 2017 dengan tokoh utama Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama, kasus kematian Mirna yang menyeret Jesica menjadi tersangka. Tak ketinggalan pula tertangkapnya selebrita Reza Artamevia yang bersamaan dengan tokoh publik figur Gator Brajamusti yang keduanya tertangkap gara-gara narkoba.
Media kita memang sedang kebanjiran data berbagai kasus dan peristiwa, sehingga perannya sebagai penerus informasi ke hadapan pemirsanya bertambah tinggi. Dan kini media sedang getol-getolnya memberitakan peristiwa motivator ulung yang sudah menjadi selebrita media, siapa lagi kalau bukan Mario Teguh, yang dikenal selama bertahun-tahun dengan salam supernya.
Kembali pada kitab Mukhtarul Ahadits.pada halaman 162 tertulis sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukori dari Anas, yang artinya: “Barang siapa yang memberikan pengakuan kepada kedua orangtuanya, maka sungguh Allah akan memberi pengakuan padanya, dan barang siapa yang menampakkan kebencian kepada kedua orangtuanya, maka sungguh Allah akan menampakkan kebecian padanya.
Hadits ini berbicara tentang kisah kesuksesan seorang anak yang berani dan merasa rela, tulus dan ikhlas mengakui siapa pun orangtuanya, apakah ayah atau ibunya, tak peduli apakah mereka dalam kondisi kemiskinan, berpenampilan sederhana, atau bahkan compang camping pakaiannya, orangtua adalah orangtua yang harus diakui keberadannya, apa pun kondisinya.
Merujuk pada hadits tersebut, kisah Ario Kiswinar Teguh mendapat justifikasi yang sangat super pas pada kasus pengakuannya, dan semoga saja ia tidak menampakkan kebencian pada ayahanda yang meninggalkannya. Artinya pesan Rasulullah SAW kepada Ario Kiswinar Teguh sudah dimanifestasikan bahkan dipublikasikan di berbagai media.
Manusia memang diciptakan dengan seperangkat ujian yang melekat di sepanjang kehidupannya, dengan tujuan untuk melihat sejauhmana kualitas kepercayan dan keimanannya kepada Tuhannya. Apakah ujian itu akan menambah ketakwaannya serta rasa syukurnya atau akan menambah keingkarannya serta menjauhkan ia dari Tuhannya.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk memperkeruh suasana, tapi setidaknya untuk melihat berbagai kasus dan peristiwa anak manusia ketika ditimpa berbagi ujian dalam hidupnya.
Hadits lain yang populer menyatakan ridho Allah itu tergantung pada ridho kedua orangtua, dan kemurkaan Allah itu tergantung pada kemurkaan orangtua.
Pertanyaannya, apakah sebagai orangtua Mario Teguh akan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan mengakui sepenuh kerdloan untuk mengakui bahwa Ario Kiswinar Teguh adalah anaknya, sehingga Allah akan juga memberikan keridhoan yang sama kepada Mario Teguh, seperti yang sudah Allah berikan kepada Ario Kiswinar Teguh?
Dan dua hari lagi kita akan masuk pada momentum hari raya Idul Qurban, hari dimana jiwa-jiwa yang mengaku beriman kepada Tuhannya, untuk bersedia berqurban, termasuk mengorbankan dan mengabaikan segala riuh rendah dan gegap gempita gemerlap fatamorgana dunia untuk digiring semuanya pada pengakuan akan kemahaakbaran Sang Pencipta.