Lihat ke Halaman Asli

Menghitung Pekatnya Warna Dosa

Diperbarui: 25 Juni 2016   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: http://www.designsmag.com

patahan lekuk senja menyentuh bilik rasa
rona bianglala memerah meliputi cakrawala
kumandang adzan memanggil membahana
mengantar bahtera menuju samudra cinta

titik embun ikhlas berebut berjatuhan
berlarian menuruni lembah yang lengang
racun bumi menjauh kalah lalu menghilang
diganti dimensi penuh berkah berlimpahan

membasuh malam dengan lipatan hujan
rintik perlahan berjatuhan menggenang
bisik bergumam memadati ruang-ruang
di altar membentang tak berkesudahan

ruang hati yang pekat berlumpur dosa
tak akan sanggup mengendali beban rasa
hati yang selalu mengarah ke kiblat cahaya
akan senantiasa ringan menghadap wajah-Nya

ketika jariku menghitung pekatnya warna dosa
roman wajah pucat pasi menghitamkan rupa
kumohon bantulah hamba faqir-Mu, Ya Tuhan
agar kuku tajamnya tak pernah mencengkram

Bandung, 21 Ramadhan 1437H - 25 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline