Lihat ke Halaman Asli

Di Jiwa yang Penuh Keikhlasan

Diperbarui: 17 Juni 2016   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: https://pbs.twimg.com/media/CUaQ1YQUcAAO0pK.jpg

betapa pun lipatan itu telah digenggam
kepingnya masih tersisa di pucuk dedaunan
lalu, untuk apakah engkau tetap asyik bermuram
sementara ranting kering tetap jatuh berguguran

bukan tak bisa menghentikan durja muram
yang selalu saja menggoda si entah diam
namun apa daya si jiwa merajuk lagu geram
hingga terabai semua rupa indah pualam

ia menjadi temaram di musim kelam
ranting yang gugur terbawa angin laluan
namun masih tetap kupercayakan
jika muram itu akan berkesudahan

ketika entah menyapa muram
ia berandai bisa menjadi malam
di hujung laku tertata ketulusan
menjadi pena yang penuh kesadaran

lalu rinduku menggugah nyanyian
berlari mengejar permata manikam
ternyata ia tersimpan penuh nyaman
di jiwa-jiwa yang penuh keikhlasan

#Ramadan_penuh_ampunan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline