Lihat ke Halaman Asli

Syantika

Ayo menulis

Gnocchi Pitbull Kesayanganku

Diperbarui: 15 Desember 2021   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumen pribadi

Hari ini aku mau menulis tentang anjingku seekor pitbull jantan yang cerdas, pintar,  manja  dan keras  gonggongannya kepada setiap orang tak dikenal yang lewat depan rumahku. Namanya Gnocchi atau biasa dipangil Ochi. Usianya baru satu  tahun dua bulan tapi tubuhnya sudah tinggi dan besar berotot.

Anakku lanang membelinya di bulan Oktober tahun yang lalu. Saat itu usianya baru dua bulan dan tampak kecil, lucu dan menggemaskan. "untuk teman mamah kalau pensiun nanti  biar gak kesepian kalau kami sama papah pergi kerja", katanya. 

Saat itu jujur saja aku tidak begitu senang. Aku tidak menyukai anjing, membayangkan Ochi saat  beranjak dewasa, lalu  menggonggong dan menggigit tamuku yang datang kerumah sudah membuatku pusing dan kesal. Apalagi saatku menonton di youtube seekor Pitbull berkelahi dan menggigit leher  lawannya sampai tewas,  wadooow... jadi makin gak suka dan terganggu  rasanya hidupku dirumah yang adem nyaman ini karena Ochi.

Hari pertama kehadiran si bayi pitbull ini membawa suasana semarak dirumah. Anak-anak dan suamiku tampak sangat antusias, senang dan bahagia bermain dengan Ochi, pendeknya seperti anak kecil mendapat mainan baru yang  sangat didambakan.

Saat malam tiba Ochi dimasukan kekandangnya di belakang rumah. tapi sepanjang malam itu  aku tidak bisa tidur  nyenyak dan nyaman seperti malam-malam sebelumnya karena Ochi merengek, menangis dengan suaranya yang nyaring dan menyayat hati sampai subuh tiba. Mungkin karena gak betah dikandangnya dan gak mau ditinggal sendiri.

Di malam berikutnya, dengan harapan kami tidak mendengar suara rengekannya yang pecah dikuping, kami serumah sepakat memasukkan  si bayi cengeng  ini lengkap dengan kandangnya diruang santai keluarga. Tapi ternyata strategi ini tidak memberi hasil yang sesuai ekspektasi karena  Ochi masih juga merengek-rengek sedih sepanjang malam selain itu kotorannya juga bertebaran dikandang.

Rupanya karena sedih dan kesal sendiri di tempat baru, si bayi pitbull ini berlari-lari mengelilingi  kandangnya yang menyebabkan kotorannya terbawa kaki mungilnya menciprati lantai sekitarnya. Oh, Makin pening kepalaku jadinya.

Di hari ketiga akhirnya Ochi bisa bobo tenang gak pakek aksi merengek dan menangis lagi sehingga aku juga bisa  tidur dengan nyenyak sepanjang malam. Tapi tetap saja aku yang  harus membuang kotorannya yang bau asem karena aku yang selalu paling dahulu bangun saat subuh tiba sementara anak-anak dan suamiku tercinta masih tidur pulas.

Begitulah pembaca yang budiman, tiga bulan berlalu. Hampir tiap hari aku mengomel  karena gak suka dengan kehadiran Ochi hingga pada suatu ketika di suatu siang anakku lanang berkata; "Mah kalau mamah gak suka sama Ochi biar kita jual saja, kasihan mamah tampak tertekan karena kehadirannya".

Kulihat wajah anakku dan suamiku tampak harap-harap cemas menunggu jawaban dari mulutku. Aku diam menatap Ochi lalu kucoba mengusap kepalanya lalu ke pipinya  dijilatnya tanganku dengan ramah manis. Hatiku berkata; "anjing ini pasti bisa kudidik menjadi anjing pintar dan penurut,"   Kemudian tanpa ragu dengan tegas  kujawab,;"Jangan! biar mamah belajar menerima Ochi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline