Lihat ke Halaman Asli

Maratun sholikha

Alhamdulillah

Ceritaku Hari Ini

Diperbarui: 5 Oktober 2019   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

J Memang betul sekali, sesuatu yang positif akan menginfluens....menyebar positif juga ke semua antero.

Saat kita suguhkan senyum akan berbalas senyum juga. Indah ya....?
Dulu masanya sekolah, tiap mau berangkat selain salim dan pamitan ada lah kebiasan lain yang sepertinya wajib untuk anak sekolah, entah siapa yang mewajibkan tapi itu ada di tiap rumah yang tiap pagi ada anggotanya yang sekolah. Apa ya?

Ya....."saku....." , bu....pak.... sakunya? sambil mengulurkan tangan, mata dikedip-kedipin, badan digoyang-goyangin dan suara yang biasanya dilembut - lembutin, atau cemberut merajuk, atau disertai narasi panjang kalau hari ini ada jam tambahan, ada jam olah raga, latihan upacara atau semacemnya sebagai proposal agar sakunya ditambah dari yang biasanya diberikan.

Ada juga malah orang tua yang berinisiatif menanyakan, mungkin karena kebiasaan si anak yang kadang lupa membawa apa-apa yang seharusnya di bawa, termasuk uang saku. 

Karena di dalam uang saku ini banyak peruntukannya sebenernya, selain buat jajan nantinya di sekolah, juga buat tranport misalnya, uang makan siang, secara sekolah sekarang sampai sore bahkan kadang lewat maghrib. Jadi dirasa perlu untuk mengingatkan, "nak....uang sakunya sudah di bawa?.

Dan sepertinya kebiasaan itu pun lestari sampai sekarang. Sekarang saya pun sudah dianugrahi dua putri yang sangat istimewa. Sang kakak kelas 4 dan si Adek kelas 2. 

Mereka sekolah di SDIT, di mana tiap harinya sudah mendapatkan snack dan makan siang. Namun tak berarti murid-murid tak diperbolehkan memawa atau membeli makanan. 

Pihak sekolah pun menyediakan minimart yang menyediakan berbagai perlengkapan sekolah, atk, juga tak ketinggalan makanan kecil. Karena sekolah memiliki jam KBM yang panjang sampai sore juga.

Entah dulu mengawalinya bagaimana, pihak sekolah membatasi murid - murid kelas bawah hanya diperbolehkan membawa uang saku tidak boleh lebih dari Rp. 3000. 

Di tiap kelas ada kotak infaq yang dipetuntukan untuk keperluan kelas, dan tiap jumat pagi ada kotak infaq di samping masjid yang biasanya dipake untuk tempat penyambutan murid-murid yang datang saat berangkat sekolah, oleh guru-guru dan yayasan yang bertugas setiap harinya.

Pekan pertama masuk sekolah di peruntukan untuk orientasi sekolah, hanya sampai selepas dhuhur, jadi anak - anak pulang lebih awal, tidak sampai sore. Saya pun berinisiatif membawakan Kakak yang menurut saya itu sama seperti jamannya saya sekolah " uang saku". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline