Lihat ke Halaman Asli

Petasan Jadi Hiburan Anak-anak

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh Syamsuni

Jika pada bulan puasa kali ini kita punya kesempatan untuk bertandang ke Taman Adipura Sumenep, kita tidak hanya bertemu dengan aneka ragam makanan atau penjual baju di sekeliling Taman Adipura, juga kita tidak akan selalu bertemu dengan bazar takjil yang setiap hari ramai pembeli. Termauk kita juga tidak selalu bising melihat asap dan mendengar bunyi kenalpot adegan balap liar di dekat musem.

Tetapi ada hal yang menarik untuk kita lihat dan dengar, yaitu bunyi petasan yang melanglang buana di alun-alun taman kota. Bahkan setiap saat jika kita berada di Taman Adipura sembari duduk manis bersama seperangkat santapan buka puasa, telinga kita akan mendengar berbagai macam bunyi-bunyian petasan yang menseantero.

Begitulah suasana Taman Adipura Sumenep saat menjelang buka puasa hingga malam tiba. Bunyi-bunyian yang menyebar di seantero taman Adipura tersebut baru berakhir saat malam hendak beranjak dini hari, yaitu sekitar jam 23.OO WIB taman kebanggaan kita baru steril, suasana Taman Adiupra kembali seperti semula, sunyi dan sepi.

Namun, bukanlah bunyi-bunyian itu yang menarik untuk kita dengar dan rasakan, tetapi hal menarik untuk kita lihat adalah orang yang berada di balik bunyi petasan tersebut. Ternyata, aneka ragam bunyi petasan itu yang menahkodai adalah anak-anak seumuran sekolah dasar, atau paling dewasa adalah kelas 2 SMP. Ah, mereka benar-benar pejuang petasan sejati. Dapat dibayangkan, tidak hanya satu orang saja melakukan itu, tetapi puluhan anak menyebar di budanran Taman Adipura.

Kalau dahulu, petasan diperuntukkan untuk orang dewasa, kini sudah berpindah tangan, yaitu kepada anak-anak seumuran SD, bahkan hal tersebut menurut pengakuan salah satu anak bahwa aktifitasnya itu sudah menjadi hiburan setiap malam. Sehingga bagi mereka, petasan bukanlah aktifitas yang membahayakan, tetapi sudah menjadi hiburan dan mainan. “Iya kak, kan hanya petasan kecil, karena tidak membahayakan,” ucap Andi.

Menurut anak yang baru masuk sekolah dasar tersebut mengaku senang dengan aktifitasnya itu. Bahkan dari sakingnya hobinya dengan petasan sejenis itu, Andi dan temannya bisa menghabiskan petasan puluhan. Sebab saat beli satu paket tidak berumur satu jam, tetapi 10 menit sudah habis. Ketika petasan itu sudah habis maka anak itu kembali mendatangi penjual, sehingga satu malam, dari waktu sebelum buka puasa hingga malam beranjak dini hari bisa menghaiskan satu pack bungkusan petasan. Belum lagi petasan sejenis kembang api ketika terbangkan ke atas berbunyi banyak yang harganya agak mahal. “Kita setiap malam kak, mari saya minta uangnya untuk beli petasan,” nyeletuk anak seumuran Andi, yaitu Agus.

Ketika ditanya soal harga petasan tersebut, menurut mereka Beragam. “Kalau petasan sejenis kos tekosan, kupu-kupu dan sejenisnya harga satu paketnya Rp 5.000, sedangkan kalau kembang api beragam, ada yang 50 ribu dapat 3, ada 25 dapat 1, tetapi kita rata-rata beli yang harganya murah, seperti kos tekosan,” imbuhnya.

Dari data yang dihimpun oleh Koran Madura dari berbagai penjual petasan di Taman Adipura tentang beragam harga petasan, ternyata ada kembang api yang sampai di atas Rp 100.000. Paling murah adalah Rp 25 ribu. Sementara untuk jenis petasan yang dimaksud oleh Andi tadi, rata kelau seperti kupu dan sejenisnya harganya antara Rp 3.000 hingga 5.000. tetapi juga ada yang Rp 10.000 dan 15.000.

Sungguh, tak ada yang menyangka, di balik bunyi-bunyi petasan itu adalah anak seumuran SD. Di satu sisi tak ada yang melarang bagi mereka untuk main petasan, bahkan tak ada peratuan khusus bagi anak-anak agar berhenti main petasan. Alasannya, karena mereka anak-anak. Mereka masih belum bisa membedakan, mana yang perlu dilakukan, dan mana pula yang perlu ditinggalkan. Apalagi mereka masih dalam keadaan labil, ditegur pasti melawan, dilarang akan menangis. Bagi mereka, yang penting senang dan puas, tak apa walau harus menghabiskan uang puluah ribu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline