Lihat ke Halaman Asli

Ternyata PDIP, Golkar dan Demokrat Tidak Memihak Rakyat

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar : https://pbs.twimg.com/media/BgAghBzCEAAIxzt.png)

Kader dan pengurus PDIP dari pusat hingga daerah dipermalukan Indonesian Corruption Watch (ICW). Bagaimana tidak, selogan partai wong cilik (orang kecil, orang miskin, dll) tiba-tiba berubah menjadi partai wong “licik” karena ternyata paling banyak menipu rakyat. Kok bisa? Lihat saja data yang dibeber ICW dari 2002 hingga 2014 yang menunjukkan PDIP paling banyak koruptornya (gak percaya silahkan buka website ICW). Setidaknya dalam kurun waktu itu, ada 113 kasus korupsi (Gile benar). Kalau ditotal, kerugian negara dengan kasus korupsi partai Mega Wati Soekarno Putri ini mencapai Rp 205 miliar. Kalau dibagi-bagi ke wong cilik pasti jauh lebih bermanfaat. Partai Golkar rupanya tak kalah hebatnya. Partai orde baru ini juga banyak menampung koruptor dengan total jumlah 73 kasus korupsi. Rakyat harus kehilangan Rp 198 miliar karena dicuri kader-kader partai Abu Rizal Bakrie (ARB). (Sungguh ironis). Belum lagi pengurusnya banyak yang pindah partai sana-sini, salah satunya si Ruhut Sitompul yang kini berbaju Demokrat. Dan kasus korupsi yang paling memalukan bangsa ini, ketika partai Demokrat dibawah binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak lain Presiden Republik Indonesia sekarang, menempati posisi ketiga terbanyak korupsi.

(sumber gambar: http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/08/13757749891868120438.jpg) Gembar-gembor iklan di TV “Katakan tidak pada korupsi” yang dibintangi SBY, Ibas (sekjen Demokrat yang juga anak SBY), Anas Urbaningrum (Ketua Umum Demokrat, sudah ditahan KPK) Andi Malarangeng (sudah ditahan KPK) dan Angelina Sondak (sedang dipenjara), akhirnya jadi bumeran dan menghantam mereka sendiri, karena tiga dari lima bintang iklan itu dinyatakan jadi terdakwa korupsi. Dua bintang iklan lainnya kapan menyusul yah…hehehe…(Istilahnya senjata makan tuan). Untuk partai Demokrat, menurut ICW, terlibat 37 kasus korupsi dengan total kerugian negara mencapai Rp 124 miliar. Akhirnya aku faham selogan partai Demokrat “lanjutkan” bisa berarti lanjutkan korupsinya (kalau yang ini bercanda loh). 9 April, Jangan Salah Pilih Nah kalau sudah tahu, masak mau dipilih lagi. Cukup sudah selama hampir 10 tahun lebih kita dibodohi, dibohongi, ditipu, uang kita dirampok dan kita disengsarakan. (Kalau aku mah ogah milih partai di atas). Saatnya jadi pemilih cerdas, tidak menerima sogokan atau serangan fajar dan benar-benar jeli memilih partai politik (Parpol) dan calon anggota legislatifnya (Caleg). Kenali partainya, kenali Calegnya dan lihat kesehariannya. Siapa yang paling dekat dengan rakyat, siapa yang setiap saat membantu ketika warga tertimpa musibah, siapa yang rela bekerja tanpa dibayar. Jangan pilih Parpol dan Caleg yang pengurusnya doyan dugem dan kelur masuk tempat hiburan malam (THM). Juga jangan pilih mereka yang doyang bermaksiat, mabuk-mabukan dan main perempuan. Pilih kader partai yang baik-baik saja. Tidak suka bermaksiat dan hobi salat serta dekat dengan tuhan sehingga keikhlasannya dalam memperjuangkan rakyat bisa dilihat. Wallahu a’lam bishawab. Senin, 10 Februari 2014 Otw Malang – Surabaya – Kaltim




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline