Lihat ke Halaman Asli

Pemalsuan Surat MK Lebih Menakutkan daripada Terorisme

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kecewa rasanya melihat perilaku elit politik yang ada di negri ini terlihat dengan sikapnya belakangan ini yang senantiasa mencemari cita-cita luhur bangsa, indonesi memang memiliki cita-cita besar, menjadi negara yang mapan, kuat nomor satu di asia serta cita-cita super lainya tapi akankah itu tercapai.

Beberapa terakhir ini sangat ngerih mendengarkan berita di stasiun televisi maupun penyajian berita di media cetak, terutama mengenai pemberitaan pemalsuan surat mahkama konstitusi, yang diduga dilakukan oleh anggota komisi pemilihan umum.

Mungkin sebagian orang memandang hal ini sebagai permasalahan biasa-biasa saja namun dengan mencermati permasalahan tersebut sungguh hal itu adalah pelanggaran luar biasa, lebih berbahaya dari terorisme dan korupsi, betapa tidak itu bukti nyata penganiayaan terhadap keputusan mahkama konstitusi.

Seluruh elit di negri ini tentunya mencita-citakan indonesia menjadi negara besar, menjadi negara super menjadi negara dengan demokrasi yang baik namun mungkinkah itu tercapai jika di komisi pemilihan umum ada ada mafia, munkinka itu tercapai jika surat komisi pemilihan umum atau surat lainya dipalsukan, ternyata selama ini kita hanya bermimpi menjadi negara yang besar.

Bagaimana caranya mau menjadi negara besar kalau elit yang ada di dalamnya belum siap menjadikan Indonesi sebagai negara besar, bagaimana bisa menjadi besar kalau selalu saja ada manipulasi, keputusan di tafsirkan agar mengakomodir kepentingan elit tertentu.

Sebagai warga negara biasa yanghanya bisa berkomentar lewat tulisan ini saya dan kita semua hanya berharap kepada kepolisian republik Indonesia agar bisa mengungkap sekenario di balik pemalsuan surat tersebut, ini adalah tantangan tapi itu juga sebagai wujud penyelamatan terhadap bangsa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline