Kabupaten Ngawi di Jawa Timur identik dengan sawah dan ladang yang luas. Pertanian merupakan sektor penting bagi perekonomian lokal dan ketahanan pangan masyarakat. Curah hujan memegang peranan penting dalam menentukan hasil panen dan keberhasilan budidaya tanaman. Curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi sektor pertanian di Kabupaten Ngawi. Sebagai wilayah pertanian dimana sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian, curah hujan mempunyai dampak yang signifikan terhadap hasil panen, kesejahteraan petani dan ketahanan pangan. Pada tahun 2016 hingga tahun 2020, Kabupaten Ngawi mengalami fluktuasi curah hujan yang mempengaruhi kondisi pertanian secara keseluruhan.
Dalam konteks perubahan iklim global yang memperparah ketidakpastian cuaca, pentingnya memahami dampak curah hujan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Ngawi menjadi semakin nyata. Fluktuasi curah hujan yang ekstrim, seperti banjir dan kekeringan, dapat mengganggu pola tanam, mempengaruhi hasil panen, dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Oleh karena itu, kajian mendalam mengenai dampak curah hujan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Ngawi sangat penting dalam upaya peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Penelitian ini fokus pada periode 2016-2020 dan mengetahui dampak curah hujan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Ngawi. Analisis mencakup aspek produksi tanaman, pola curah hujan, dan hasil. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara curah hujan dan sektor pertanian diharapkan dapat membantu mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan regional dan kesejahteraan petani.
Pengenalan yang komprehensif mengenai dampak curah hujan terhadap sektor pertanian di Kabupaten Ngawi merupakan langkah awal yang penting untuk memahami masalah ini secara lebih mendalam. Oleh karena itu, analisis yang terperinci akan memberikan landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan kebijakan berkelanjutan untuk mendukung sektor pertanian di kawasan ini.
Berikut disajikan data curah hujan di Kabupaten Ngawi periode 2016-2020:
Data di atas menunjukkan bahwa curah hujan di Kabupaten Ngawi mengalami fluktuasi selama periode 2016-2020. Rata-rata curah hujan tahunan di Ngawi periode 2016-2020 adalah 1393 mm. Tahun 2016 memiliki curah hujan tertinggi (1470 mm), sedangkan 2019 terendah (1400 mm).
Curah hujan di Ngawi bervariasi menurut wilayah. Beberapa wilayah, seperti Kota Ngawi dan Ngawi Selatan, mempunyai curah hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Januari dan Februari biasanya merupakan bulan dengan curah hujan terendah (kurang dari 100 mm). Sedangkan curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada bulan November dan Desember (lebih dari 150 mm). Fluktuasi curah hujan tahunan sangat besar, dengan selisih curah hujan tahunan tertinggi dan terendah sebesar 70 mm. Saat ini, curah hujan bulanan juga bervariasi, dengan pola berbeda yang diamati dari bulan ke bulan. Tergantung pada bulannya, fluktuasi curah hujan bisa melebihi 100 mm.
Fluktuasi curah hujan dapat menyebabkan gagal panen atau penurunan hasil panen. Curah hujan rendah dapat menyebabakan kekeringan yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman padi dan menyebabkan stres air. Kondisi ini dapat mengganggu proses fotosintesis dan metabolisme tanaman, menimbulkan kerentanan terhadap hama dan penyakit tanaman. Hal ini berakibat pada berkurangnya pendapatan petani dan ketahanan pangan. Sejalan dengan hal tersebut hasil panen padi di Kabupaten Ngawi mengalami fluktuasi selama periode 2016-2020. Tahun 2016 merupakan tahun dengan hasil panen tertinggi, diikuti oleh tahun 2020 dan 2018. Tahun 2019 merupakan tahun dengan hasil panen terendah.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah hasil panen padi di Kabupaten Ngawi periode 2016-2020: