Lihat ke Halaman Asli

Dark Age jilid II

Diperbarui: 4 April 2016   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meminjam istilah abad pertengahan "The Dark Age" (zaman kegelapan) zaman dimana Nalar/rasionalitas dibantai habis-habisan oleh kaum tekstualis/dogmatis yang berujung pada fatalisme. 

Kini zaman itu berulang pada era Noe-modernis, dimana Manusia yang sadar teknologi-industri mengalami kerapuhan Mental. 

Mental PD (percaya diri) diberenggus oleh Smartphone (telepon cerdas), era dimana eksistensi (keberadaan) manusia di katakan Ada dengan uplod status, foto, dan vidio.

Aku ada karena aku selfie, dan ku hadapkan wajah ku kepada Pasar. Begitu kira-kira adagium yang pernah aku lontarkan 2 tahun silam.

Telepon cerdas dengan Manusia (user) yang bodoh. 5 sense (panca indra) bisa kita asumsikan mencerap/persepsi/konsepsi informasi (status, foto dan vidio) maximal 5 s/d 8 jam/hari. 

Bisa dipastikan hasil cerapan (gambaran) yang masuk ke Mental/benak/rasio manusia berupa status, foto, vidio dan dll. Dan itu semua terekam sebagai satu Konsep yang perasaan (emosional) akan ikut campur dalam memberi penilaian (justice).  

Penilai-penilaian itu berujung pada satu kesimpulan umum yang berupa proposisi yg tak proposional. Meminjam tingkatan pengetahuan ala Plato yakni "Ekasia" berarti pengetahuan terendah (Gosip). 

Kita bisa renungkan, berjuta-juta GOSIP yang sudah kita konsepsi di Mental kita yang berimplikasi Kesalah pahaman, chaos dan peperangan. Sehingga ia juga berimplikasi pada peyimpangan perilaku/watak manusia. 

Inilah zaman Kegelapan (dark age) Jilid dua.

Dimana mental/rasio hanya berfungsi menyimpan Gosip. Dimana Kesadaran manusia di asyikan dengan Dogma kecerdasan Teknologi. 

Ini juga era dimana Pemikir (proses) disingkirikan, dan Politikus (praktis) disembah. Dan  Sekali lagi saya bukan orang anti terhadap perubahan.

 

Salam  Peradaban.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline