Lihat ke Halaman Asli

"Asap-asap Birahi Sang Maskulin”

Diperbarui: 9 Oktober 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Syamsuddin Juhran

Api tak mendengar, tak memiliki telinga.
Api tak melihat, tak memiliki mata.
Tapi kenapa Api mengetahui Tuannya ?

Kau berkobar
Karena Dollar
Izinkan Kami bertemu Tuan pembisik mu,..
Meminta Kewajibanya atas kelahiran Dendam

Terbakar adalah Fitrah mu
Membakar adalah tujuan mu,
Terbisiki adalah Kelalaian mu,
Bagaimana mungkin kami menyalahi mu,
walau sebagian menggap hadirmu adalah takdir dari langit.

Alam adalah ruang yang wujudnya diselimuti Ke-indah-an maujud
siapa saja mencoba memiliki,
sedangkan kau tak pula hakiki
Memiliki ke-tidak-hakikian adalah motif Birahi
Yang sang Maskulin bersembunyi di balik Dasi

Tangis Alam menjadi . . .
Asap-Asap kepedihan
Asap-Asap Kesedihan

Ada yang mati menghirup Dendam.

Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline