Lihat ke Halaman Asli

Syamsuddin Din

Guru SMP NEGERI 2 LABUAPI LOMBOK BARAT NTB. di sekolah saya diberi amanah menjadi Urusan Humas.

Jurnal Refleksi Modul 1, 2 dan 3

Diperbarui: 17 April 2023   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurnal Refleksi Mudul 1, 2 dan 3

Program PGP Angkatan 6

Oleh, Syamsuddin, S.Ag.

 Pada refleksi terakhir pada Program PGP Angkatan 6 kali ini saya akan menulis jurnal refleksi modul 1, 2, hingga mudul 3 dengan Model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future), model ini merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa indonesia menjadi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan).

  • Fact (Peristiwa) Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 6 adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan individu, Hasil yang diharapkan dari Program Guru Penggerak adalah dapat  menghasilkan pemimpin pembelajaran yang menerapkan konsep merdeka belajar dan menggerakkan ekosistem pendidikan untuk memfokuskan pada pembelajaran murid untuk mencapai Profil Pelajar Pancaila. Selama program ini berjalan , saya sebagai  guru tetap  istikomah menjalankan tugas mengajar sebagai guru. Pendidikan guru penggerak Angkatan 6 ini  dimulai pada minggu awal di bulan Agustus 2022 hingga  berakhir pada bulan April 2023. Modul yang harus diselesaikan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak adalah sebanyak 3 Modul dengan total keseluruhan dibagi ke dalam 10 sub Modul.  Dalam setiap aktivitas pembelajaran sub modul  seluruhnya menggunakan alur MERDEKA yakni  diawali dengan Mulai dari Diri, dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antar Materi; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Pada modul 1,  materi berisi 4 sub modul yang terdiri dari modul 1.1 berisi tentang paradigma dan memahami filosoi pendidikan Ki Hadjar Dewantara serta melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini. Kemudian pada modul 1.2 yaitu mempelajari tentang nilai dan peran guru penggerak, pada modul ini diharapkan nantinya guru penggerak mampu  memahami eksistensi sebagai guru penggerak, baik nilai-nilai guru penggearak maupun  peran sebagai guru penggerak sejati. Pada modul 1.3 mempelajari visi guru penggerak dengan menerapkan prakarsa perubahan menggunakan model BAGJA, setelah mempelajari sub modul ini guru penggerak diharapkan mampu menguasai, mengembangkan dan mengkomunikasikan visi dan misi sekolah yang berpihak pada murid kepada seluruh stakeholder yang ada. Sedangkan  pada modul 1.4 mempelajari bagaimana membangun budaya positif di sekolah. Adapun materi  yang dibahas adalah dalam  modul 2. Yang terdiri dari 3 sub modul. Pada modul 2 ini lebih banyak pembahasan terkait dengan pembelajaran yang berpusat/berpihak kepada murid dan mengoptimalkan potensi murid. Pada sub modul 2.1 membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran berdiferensiasi terbagi menjadi 3 yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda, sebelum dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi hal yag pertama dilakukan oleh seorang guru adalah melakukan Asesmen diagnostic sehingga dapat dengan presisi mengakomdir kebutuhan belajar siswa. Pada modul 2.2 Calon guru penggerak mempelajari pembelajaran sosial emosional (PSE) yang mengharapkan calon guru penggerak mampu mengelola emosi dan mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kemudian yang terakhir adalah  modul 2.3. Pada modul 2.3 ini isinya membahas tentang konsep dan praktek coaching secara umum dan maupun coaching dalam konteks supervisi pendidikan, pada sub modul ini calon guru penggerak bukan saja dituntut memahami konsep coaching dalam konteks pendidikan saja namun juga diharuskan mampu mempraktekkan secara langsung dengan melakukan praktik komunikasi dengan pendekatan coaching sebagai pemimpin pembelajaran.Modul yang terakhir yang dipelajari  adalah modul 3. Dalam Modul 3 terdiri dari 3 sub modul yang berfokus pada bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah, Sebagaimana modul 1 dan 2, Modul 3 ini juga dimulai dari sub modul 1.3 membahas tentang pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang Pemimpin, pada sub modul ini calon guru penggerak dituntut mampu menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral, menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal serta harus mampu bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika. Selanjutnya  yang menarik dan menantang saya sebagai calon guru penggerak  adalah melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, sebagaimana yang telah dipelajari. Kemudian pada sub modul 3.2 tentang pengelolaan sumber daya di sekolah meliputi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid. Dan yang terakhir dari  sub modul 3.3. adalah materi yang mempelajari tentang program yang berdampak positif pada murid. Pada peroses pembahasan modul ini saya diminta untuk membuat program yang berdampak positif pada murid yang dirancang dengan melakukan pendekatan inkuairi apesiatif dengan pendekatan BAGJA. Program yang saya rancang harus dapat mempromosikan suara (Voice), pilihan (Choice) dan keemilikan murid (Ownership).
  • Feeling (Perasaan) Setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak ini, walaupun belum berakhir tentunya saya merasa sangat senang, hal ini karena melalui program pendidikan guru penggerak (PGP) ini saya mendapat banyak ilmu dan wawasan  baru yang mampu merubah paradigma berpikir saya tentang bagaimana sebagai seorang pribadi, sebagai seorang guru dan sebagai seorang pemimpin pembelajaran  terlebih tentang paradigma pendidikan indonesia secara umum. Pendidikan ternyata bukanlah sekadar proses transfer ilmu saja melainkan proses panjang menuntun semua potensi dan bakat anak didik atau murid sesuai dengan kodrat yang dimilikinya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai individu dan masyarakat dimasa mendatang. Selain itu pada pendidikan guru penggerak saya juga senang karena mendapat banyak ilmu baru, pengetahuan dan wawasan baru, serta tak kalah menarik adalah banyak  pengalaman baru tentang bagaimana cara mengambil keputusan pada kasus dilema etika, bagaimana cara supervisi akademik yang baik yang menggunakan praktek coaching. Serta bagaimana saya bisa membuat program-program yang berdampak positif pada murid dengan memaksimalkan semua aset yang ada di sekolah dan yang lainnya.
  • Finding (Pembelajaran) Pembelajaran yang saya dapatkan melalui program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ini bukan saja ilmu, pengetahuan dan pengalaman baru saja namun yang jauh lebih penting adalah bahwa program PGP ini telah memberikan saya bagaimana pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang selalu memiliki pemikiran terbuka terkait hal-hal yang baru dan tidak membatasi diri kita  oleh perspektif diri yang sempit dan tentunya harus mampu berkolaborasi dan bekerjasama.
  • Future (Penerapan) Ke depannya setelah menyelesaikan seluruh rangkaian program Pendidikan Guru Penggerak(PGP ini saya akan terus memotivasi diri untuk komitmen menjadi pembelajar sepanjang hayat dan berusaha sebaik mungkin untuk mengimplementasikan ilmu dan pengalaman yang saya peroleh untuk menjadi pemimpin dalam pembelajaran yang baik, yang mampu mengakomodir semua kebutuhan belajar murid dan juga menerapkan PSE serta mampu menyelesaikan masalah dengan pendekatan coaching dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan hingga membuat program-program yang berdampak positif pada murid yang berbasis asset dan mampu mempromosikan voice,choice dan ownership murid.. Kemudian saya akan membagikan praktek baik kepada rekan sejawat tentang kepemimpinan murid dan berkolaborasi dengan teman CGP lainnya, kepala sekolah, komunitas praktisi, dan sebagainya. Sebagai upaya yang berasal dari diri untuk terus tergerak, bergerak dan menggerakkan. Untuk pendidikan Indonesia yang maju untuk mewujudkan generasi yang memiliki Proil Pelajar Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline