Jurnal Refleksi Modul 2
Praktek Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid
Program PGP Angkatan 6-Kab. Lombok Barat
Oleh, Syamsuddin, S.Ag.
Pada refleksi kali ini saya menulis jurnal modul 2 dengan mengembangkan model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Model refleksi 4F bisa diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan).
1. Fact (Peristiwa) Pembelajaran modul 2 dimulai pada awal bulan Oktober 2022 hingga bulan Desember 2022. Secara keseluruhan modul 2 ini terdiri dari 3 sub modul. Pada setiap sub modul 2, pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan metode daring dengan LMS menggunakan alur MERDEKA yakni diawali dengan Mulai dari Diri, dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antar Materi; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Pada modul 2, membahas tentang Praktek pembelajaran yang berpihak pada murid. Pada modul 2 terdiri dari 3 sub modul, materinya lebih banyak pembahasannya terkait dengan pembelajaran yang berpusat dan berpihak kepada murid serta mengoptimalkan segala potensi murid. Sub modul 2.1 membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi terbagi menjadi 3 yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi yang baik hal yag pertama dilakukan oleh seorang guru adalah melakukan Asesmen diagnostic sehingga dapat dengan presisi mengakomodir kebutuhan belajar siswa. Pada modul 2.2 Calon guru penggerak mempelajari pembelajaran sosial emosional (PSE). Pembahasan PSE ini mengharapkan calon guru penggerak mampu mengelola emosi dan mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kemudian yang terakhir modul 2.3 yang membahas tentang konsep dan praktek coaching secara umum dan secara khusus coaching dalam konteks supervisi pendidikan, pada sub modul ini calon guru penggerak bukan saja dituntut memahami konsep coaching dalam konteks pendidikan saja namun juga diharuskan mampu mempraktekkan secara langsung dengan melakukan praktik komunikasi dengan pendekatan coaching sebagai pemimpin pembelajaran.
2. Feeling (Perasaan) Setelah menyelesaikan paket modul 2 yang mempelajari tentang pembelajaran yang berpihak pada murid ini saya merasa semakin antusias untuk terus menjadi pembelajar sepanjang hayat, hal ini dikarenakan setelah mempelajari modul ini saya merasa bahwa apa yang telah saya praktekkan dalam pembelajaran sebagai seorang guru masih jauh dari sempurna, terbukti dengan mempelajari modul 2 yang membahas tentang pembelajaran yang berpihak pada murid ini menggambarkan bahwa pembelajaran yang saya praktekkan selama ini belum sepenuhnya berpihak pada murid. Dengan pemahaman tentang pembelajaran yang berpihak pada murid ini, saya merasakan betapa indah dan menyenangkan menjadi seorang guru yang mampu mengakomodir semua kebutuhan murid, pembelajaran yang mengembangkan kompetensi social emosional dan menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan coaching.
3. Finding (Pembelajaran) Pembelajaran yang saya dapatkan melalui pembelajaran modul 2 ini adalah tentang pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran berdiferensiasi terbagi menjadi 3 yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda, sebelum dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi hal yang pertama dilakukan oleh seorang guru adalah melakukan Asesmen diagnostik sehingga dapat dengan presisi mengakomdir kebutuhan belajar siswa. Selain dapat pembelajaran tentang pembelajaran berdiferensiasi saya juga mendapatkan pembelajaran tentang pembelajaran sosial emosional (PSE), pada pembelajaran ini saya secara pribadi belajar bagaimana mengelola emosi dan mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Selanjutnya pembelajaran yang saya dapatkan adalah tentang konsep dan praktek coaching secara umum dan dalam konteks pendidikan.
4. Future (Penerapan) Ke depannya setelah menyelesaikan seluruh rangkaian program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ini saya akan terus memotivasi diri untuk komit menjadi pembelajar sepanjang hayat dan berusaha sebaik mungkin untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional serta praktek coaching dalam konteks pendidikan ini dalam praktek pembelajaran saya secara baik sebagai upaya menyelenggarakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Sebagai upaya untuk menjadikan praktek baik ini sebagai contoh bagi rekan-rekan guru yang lain saya juga berencana untuk melakuka riset atau penelitian tindakan kelas terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran social emosianal hubungannya dengan peningkatan motivasi belajar, peningkatan aktivitas belajar, peningkatan kebiasaan prilaku baik murid hingga prestasi belajar murid hingga pada titik akhirnya efektivitasnya dalam mewujudkan generasi yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H